Bulan April bagi Kota Bandung adalah bulan yang bersejarah. Di bulan ini, 66 tahun yang lalu, tepatnya 18 April 1955 Konferensi Asia Afrika digelar. Bandung menjadi tempat berkumpul para tokoh pejuang kemerdekaan bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk menyumbangkan pemikirannya bagi lahirnya Dasa Sila Bandung, yang memuat nilai-nilai Kemanusiaan dan Solidaritas negara-negara di Asia dan Afrika.
Peringatan ke 66 Tahun Konferensi Asia Afrika tahun ini yang mengangkat tema Kemanusiaan dan Solidaritas (Humanity and Solidarity), Museum Konperensi Asia Afrika (MKAA) mengundang anak-anak muda berusia 15-25 tahun untuk berpartisipasi dalam penggalangan “Pesan-Pesan Dunia: Kemanusiaan dan Solidaritas” (Messages of the World: Humanity and Solidarity). seperti dilansir dari asianafricanmuseum.org.
Secara khusus, isi pesan tersebut dapat dikaitkan dengan tantangan pandemi global Covid-19. Pesan-pesan ini dapat disampaikan dalam bentuk surat pendek (2 paragraf), foto, atau video singkat (2 menit), yang sesuai dengan tema Kemanusiaan dan Solidaritas.
Karya-karya yang menarik dan layak akan diabadikan dalam sebuah Buku Kompilasi Pesan Singkat/Buku Kompilasi Foto/Kompilasi Video untuk menjadi Koleksi Khusus MKAA, dan bagi Peserta dengan Pesan yang layak akan diberikan e-certificate dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Periode pengiriman karya pesan mulai 1 – 30 April 2021. Informasi mengenai kriteria dan persyaratan dapat dilihat di pesan dunia pada laman asianafricanmuseum.org.
Sebelumnya, Museum KAA pada Kamis, 1/4/2021, mengibarkan 109 bendera negara Asia dan Afrika serta 1 bendera PBB. Bendera-bendera tersebut dikibarkan sepanjang Bulan April 2021 sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Peringatan 66 Tahun Konferensi Asia Afrika.
“Dikibarkan selama sebulan penuh (red-April) untuk menandai peringatan KAA,” terang Kepala Museum Konferensi Asia Afrika (MKAA) Dahlia Kusuma Dewi.
Dahlia menjelaskan, pengibaran bendera tahun ini digelar dengan tetap mengikuti protokol kesehatan penanganan covid-19 yang ketat.
“Itu sebabnya kali ini staf internal kami sendiri yang terjun langsung mengibarkan bendera-bendera itu,” katanya.
Pertimbangannya, imbuh Dahlia, adalah untuk membatasi jumlah orang dan menghindari kerumunan. “Biasanya pengibaran ini selalu jadi momen istimewa yang menyedot perhatian warga Kota Bandung untuk berkumpul dan menyaksikan langsung jalannya prosesi pengibaran,” jelasnya.