Halo Berita

Imam Muchtar, Berdakwah Lewat Tulisan

  • Pria kelahiran 20 Juni 1985 tersebut memang dikenal sebagai penulis buku andal.
Halo Berita
Dias Lusiamala

Dias Lusiamala

Author

PACITAN-Imam Muchtar telah menentukan jalan hidupnya. Putra asli Pacitan Warga Desa Sedayu ini meniatkan diri berdakwah lewat tulisan.

Pria kelahiran 20 Juni 1985 tersebut memang dikenal sebagai penulis buku andal. Dengan latar pendidikan pondok pesantren, maka tidak aneh jika tulisannya juga selalu bernuansa agama.

Awalnya Imam tidak pernah berpikir untuk nyantri di Pondok Pesantren Tremas. Saat itu Imam dalam dilema akan melanjutkan sekolah ke Pondok Pesantren Al Fattah kikil atau ke SMP Arjosari. Pada akhirnya tanpa sepengetahuan pamannya Imam mendaftarkan diri ke Pondok Pesantren Tremas. Saat berada di bangku Madrasah Tsanawiyah lah Imam mulai mengenal dunia menulis.

"Saat itu saya masih kelas 3 MTS di Pondok Tremas, pada waktu itu ada kegiatan jurnalistik yang diadakan oleh perpustakaan, yang jadi pemateri salah satumahasiswa Unitomo Surabaya mulai itu saya kenal dengan jurnalistik dan  tertarik." ,Kata Imam Muchtar kepada Halopacitan Rabu (06/04/202)

Seiring berjalannya waktu dengan banyaknya kegiatan di pondok, mulai dari menghafal macam-macam pelajaran, membuat waktu yang Imam miliki agak tersisihkan pada kesukaannya terhadap jurnalistik. Namun, Imam memperbanyak pengetahuan dengan sering membaca.

Lulus dari Pondok Pesantren Tremas, Iamam melanjutkan kukiah di STAIN Tulungagung sekarang menjadi UIN 1 Sayyid Ali Rahmatullah. Di kampus Imam banyak mendapatkan dukungan perihal jurnalistik.

Salah satu buku karya Imam Muchtar/Dias Lusiamala

"Saya ketemu dengan dosen jurnalistik yang sangat luar biasa menginspirasi kemudian memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk menulis. Namanya Pak Ainun Naim, saya belajar untuk terus menulis akhirnya pernah karena terlalu senangnya terhadap dunia jurnalistik, Saya pernah nulis novel, waktu itu saya menggunakan komputer milik paman saat sedang nulis kemudian komputer yang nge-hang hilang semua filenya,” kenang  Imam menceritakan dukanya saat memulai menjadi penulis.

Motivasi Imam dalam menulis diawali saat menekuni dunia sebagai pendakwah mubaligh. Saat Imam menggunakan metode melalui ucapan atau audio, hanya beberapa persen yang bisa diingat. Sedangkan menurut Imam karya tulis itu abadi sekali sekalipun wafat karya tulis tetap masih ada, karena itulah Imam memilih untuk menulis untuk menyampaikan kebaikan.

"Seorang penulis memiliki rasa yang nggak akan pernah puas menghasilkan satu karya atau dua karya. Dia akan terus terlecut untuk menghasilkan karya-karya yang lain, ibaratnya dulu buku saya yang judulnya Mekah Nusantara itu adalah kakak, maka buku itu akan melahirkan adik-adik dari turunan buku itu.,” kata Imam

Karya - karya dari Imam Muhtar yang sudah diterbikan seperti Tremas, Makkah Nusantara, Tuhan Mukmin Mutaqinnah aku ? dan masih banyak lainnya.