Jamu Coro, Asal Demak, Nominator API Award 2021

Kamis, 19 Agustus 2021 13:32 WIB

Penulis:Rahmat Deny

Editor:SP

14999--730x420px.png
Jamu Coro minuman tradisional dari Desa Rejosari, Kecamatan Karang Tengah, Demak, Jawa Tengah

Jamu menjadi minuman tradisonal khas Indonesia warisan nenek moyang kita. Tidak sekedar minuman, namun jamu biasanya mempunyai khasiat tertentu untuk menyehatkan tubuh kita. Seringkali ketika mendengar minuman jamu maka anggapan kita selalu rasanya pahit. Namun tidak dengan jamu yang satu ini. Selain namanya yang unik, ternyata  Jamu Coro dari Desa Rejosari, Kecamatan Karang Tengah, Demak, Jawa Tengah rasanya manis. Bahkan Jamu Coro berhasil  masuk sebagai salah satu Nominasi Anugerah Pesona Indonesis (API) Awards dalam kategori minuman tradisional.

 

Menurut cerita Camat Kecamatan Karangtengah, Sofiyan, S.E. Akt., minuman jamu coro merupakan minuman khas Kabupaten Demak yang konon merupakan peninggalan dari Raden Patah yang masih terjaga hingga saat ini. “Jamu ini peninggalan dari turun temurun,” katanya, seperti dilansir dari ugm.ac.id Kamis (19/8/2021).

 

Walaupun namanya Jamu Coro, namun jangan berpikir bahannya berasal dari hewan. Bahan  jamu ini terbuat dari dari tepung beras yang dipadukan dengan rempah-rempah.

 

Berbeda dengan kebanyakan jamu lainnya yang rasanya pahit, Jamu Coro justru berasa manis karena terbuat dari tepung beras yang dipadu-padankan dengan rempah-rempah seperti kayu manis, serai, jahe, santan, dan gula merah.

 

Untuk menjaga jamu tetap hangat, penjual yang menjajakan secara berkeliling di sekitar desa menggunakan klenting yang terbuat dari tanah liat dan ditutup dengan segumpal kain. 

 

Menurut Apiah Dewi Agustin, Salah satu anggota Tim KKN-PPM UGM, jamu ini dijual setiap pagi di sekitar Desa Rejosari.  

 

“Proses penuangannya pun juga tak kalah menarik, dengan menggunakan potongan bambu kecil bergagang kayu untuk mengambil dari setiap klenting yang terisi jamu coro tersebut,”ujar Dewi.

 

Melihat potensi Jamu Coro menjadi salah satu minuman tradisonal khas nusantara, tim KKN-PPM UGM Unit Karangtengah melakukan pendampingan digitalisasi untuk UMKM di Desa Rejosari.

 

 “Kami tim KKN-PPM UGM Unit Karangtengah berkomitmen untuk memberikan sumbangsihnya selama lima puluh hari dengan menggandeng berbagai pihak, melakukan pendampingan digitalisai UMKM,”katanya.

 

Sejak diterjunkan 2 Juli lalu hingga pertengahan Agustus, kata Dewi, ia bersama rekan anggota tim KKN PPM UGM melaksanakan sejumlah program kerja unggulan dengan memanfaatkan peluang akselerasi digitalisasi akibat masa pandemi melalui program pendampingan digitalisasi untuk UMKM di Desa Rejosari, seperti adanya pelatihan pemasaran digital melalui Whatsapp Business, e-commerce dan social commerce, serta pelatihan pembukuan UMKM digital. 

 

Selain itu, pihaknya juga berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Demak dalam rangka meningkatkan promosi Jamu Coro pada API Award 2021 dalam sejumlah program kerja unggulan, seperti pelatihan Instagram Marketing, survei pengetahuan, promosi, hingga perumusan Rencana Strategis Pemenangan.

 

Lebih lanjut Dewi berharap melalui berbagai program kerja tersebut, diharapkan Tim KKN-PPM UGM Karangtengah dapat mengambil peran untuk berkontribusi secara aktif dalam memberikan dampak dan manfaat terhadap kesejahteraan masyarakat serta terbangunnya pengenalan potensi wisata Desa Rejosari. 

 

“Kita berharap Desa ini makin dikenal oleh masyarakat secara luas lewat produk jamu coro,” katanya.