Bonari, Pemilik Kartu Tani di desa Sedayu. Banyak petani penggarap di Pacitan kesulitan mendapatkan manfaat dari adanya kartu tani
Halo Warga

Kartu Tani Belum Jadi Solusi Petani

  • Meski banyak manfaatnya, kartu tani hanya menyasar pemilik sawah. Sementara banyak sawah diolah oleh petani penggarap yang bukan pemilik sawah

Halo Warga
TS

TS

Author

Halopacitan, Pacitan,-- Kehadiran kartu tani dinilai positif oleh masyarakat di Pacitan. Namun, konsep bagus yang ada di kartu ini seringkali masih sulit dijalankan oleh para petani yang berkutat langsung dengan lumpur di sawah.

"Banyak petani di desa saya bukan pemilik sawah, karena hanya penggarap sawah. Sementara kartu tani hanya diberikan kepada pemilik sawah. Ini yang menyulitkan petani penggarap untuk mendapatkan manfaat dari kartu tani ini," ujar Kepala Desa Sedayu, Joko Hariyadi kepada Halopacitan, Sabtu (17/2).

Menurut Joko untuk saat ini petani penggarap masih bisa mendapatkan manfaat dari kartu tani karena menggunakan kartu milik pemilik sawah.

Namun jika aturan dilaksanakan secara ketat, para petani penggarap ini membutuhkan biaya lebih mahal untuk menggarap sawah olahannya. Padahal risiko mengolah sawah saat ini juga tinggi.

Jika terjadi gagal panen, Joko melanjutkan, petani yang tidak punya kartu tani sulit mendapat asuransi pertanian. Padahal petani penggarap ini sudah keluar banyak biaya baik untuk membeli hak mengolah sawah dan membiayai cocok tanam. 

"Yang seperti ini mohon diperhatikan oleh pemerintah. Karena yang dilapangan seringkali tidak sama dengan yang di perencanaan atau di buku," imbuhnya.

Saat ini di Desa Sedayu terdapat 10 kelompok tani. Sebagian besar petaninya belum mendapat kartu tani. Bagi petani yang belum punya kartu tani, mereka nebeng ke pemilik kartu tani untuk mendapatkan beberapa kemudahan, seperti membeli pupuk subsidi.

"Untuk periode tanam ini bagi kelompok tani yang belum mendapat kartu tani, masih bisa membeli pupuk kata Petugas  Penyuluh Lapangan (PPL)," lanjut Joko. 

Bonari (56) warga Dusun Krajan Desa Sedayu mengatakan dirinya sudah punya kartu tani. Namun Ia belum merasakan banyak manfaat dari adanya kartu ini. Sebagai pemilik kartu tani Bonari menggunakan kartu ini untuk membeli pupuk subsidi. Selanjutnya pupuk itu dijual lagi ke petani penggarap.

"Karena sawah yang saya olah tidak luas, untuk manfaatnya dari Kartu tani ini belum bisa saya rasakan sepenuhnya, malah ribet beli pupuk,"imbuhnya.

Hadirnya kartu tani sejatinya menjanjikan banyak manfaat. Diantaranya, petani mendapatkan jatah pupuk bersubsidi, petani mendapat kepastian ketersediaan saprotan, petani mendapat kemudahan menjual hasil panen (Bulog, PTPN dll tanpa perantara).

Kartu tani dapat digunakan sebagai alat transaksi (transfer, pembelian, pembayaran dll),Kemudahan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pemegang Kartu Tani juga berhak mendapatkan asuransi jika gagal panen, dimana jumlah ganti rugi yang dibayarkan maksimal Rp 6 juta.

Sistem Kartu Tani ini juga digunakan untuk menghimpun data semua petani di seluruh Indonesia guna membentuk database petani.