Halopacitan, Pacitan—Saat ini tercatat ada 31 desa yang mengalami krisis air bersih. Jumlah ini meningkat tajam dibandingkan pertengahan Juli 2018 lalu BPBD yang baru 13 desa. Sedangkan pada Agustus 2018 sebanyak 22 desa yang terdampak kekeringan.
Jumlah desa yang mengalami kekeringan dan membutuhkan pasokan air bersih juga lebih banyak dari perkiraan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan. Sebelumnya BPDB memetakan hanya akan ada 28 desa yang mengalami dampak kekeringan.
"Menurut laporan yang masuk di BPBD saat ini sudah ada 31 desa meminta bantuan air bersih. Paling banyak permintaan di wilayah Kecamatan Kebonagung dan Pringkuku, mudah-mudahan tidak tambah," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pacitan Windarto saat dihubungi Halopacitan Selasa (25/09/2018). Windarto, tanpa menyebut desa mana saja yang sudah melapor.
Untuk pendistribusian air bersih, BPBD tetap hanya mengandalkan lima armada dari BPBD yang masing-masing mengangkut dua rit air setiap harinya. "Untuk pasokan air, kita kerjasama dengan PDAM karena kita menggunakan air yang benar-benar aman untuk dikonsumsi," ucapnya.
Berdasarkan analisis data dari BMKG, secara umum awal musim hujan tahun 2018/2019 di Jawa Timur diperkirakan Bulan November 2018 (70,0%), dengan sifat hujan akan berada pada kisaran normal (88,3%), atas normal (8,4%), dan bawah normal (3,3%)
"Menurut BMKG memang saat ini untuk wilayah Jawa Timur secara umum belum masuk musim penghujan dan masih musim kemarau," ujarnya
Dampak musim kemarau ini membuatnya harus bekerja ekstra untuk melakukan dropping air bersih ke setiap wilayah yang membutuhkan. Dan hingga saat ini belum ada relawan yang bergabung dengan BPBD untuk pengiriman air bersih.
"Saat ini relawan belum ada yang gabung, sebisa mungkin relawan nantinya juga koordinasi dengan BPBD sehingga dalam pengiriman air sesuai dengan lokasi dan agar bisa lebih merata dalam pendistribusian air ke wilayah terdampak kekeringan sehingga tidak tumpang tindih," ujarnya.
Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat supaya lebih menghemat dalam penggunaan air, terutama pada saat musim kemarau seperti sekarang ini.
Beberapa desa yang mengalami kekeringan antara lain di wilayah barat seperti di Kecamatan Donorojo dari semula ada dua desa yang mengalami kekeringan kini menjadi empat desa, yakni Desa Gendaran, Desa Kalak, Desa Gedompol, dan Desa Belah. Di Kecamatan Kebonagung Desa Plumbungan, Desa Ketepung, Desa Kalipelus, Desa Klesem, dan Desa Katipugal juga mengalami hal yang sama.
Di Kecamatan Punung, Desa Mantren dan Tinatar juga membutuhkan pasokan air besih. Sedangkan tiga desa di Kecamatan Pringkuku yakni Desa Jlubang, Desa Ngadirejan, dan Desa Pelem pun tidak luput dari dampak kekeringan.
Kemudian di Kecamatan Pacitan ada tiga desa yakni Desa Sambong Desa Ponggok, dan Desa Tambakrejo. Sedangkan di wilayah utara seperti Kecamatan Arjosari ada satu desa yakni yaitu Desa Jatimalang yang melaporkan kekeringan. Kondisi serupa juga dialami Desa Petungsinarang di Kecamatan Bandar.
Sedangkan di wilayah Timur Kecamatan Ngadirojo ada tiga desa yang terdampak kekeringan yakni Desa Bodag, Desa Hadiluwih, dan Desa Cokrokembang. (Sigit Dedy Wijaya).