Seorang warga Dusun Pagergunung, Desa Sambong Kecamatan Pacitan, mengambil dari sumber air tersisa yang ada di wilayahnya (19/10/2018).
Halo Berita

Kekeringan Terus Meluas, 48 Desa di Pacitan Krisis Air Bersih

  • Wilayah yang mengalami kekeringan di Kabupaten Pacitan terus meluas. Kini sebanyak 48 desa di kabupaten tersebut mengalami krisis air bersih. 

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Pacitan—Jumlah jauh melebihi pemetaan awal yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan yang memperkirakan hanya 28 desa yang akan terdampak kemarau tahun ini. Namun berdasarkan data terakhir, kekeringan sudah melanda 48 desa yang tersebar di 12 kecamatan yang ada di Pacitan.

Di Kecamatan Donorojo ada empat desa yang mengalami kekeringan yakni Kalak, Gedompol, Belah dan Klepu. Sedangkan di Kecamatan Punung ada enam desa yakni, Mantren, Punung, Mendolo Lor, Ploso, Tinatar dan Gondosari. Kecamatan Pringkuku ada empat desa yakni, Jlubang, Ngadirejan, Pelem dan Sugihwaras.

Kemudian di Kecamatan Pacitan ada tiga desa yakni, Sambong, Ponggok dan Tambakrejo. Kecamatan Arjosari ada empat desa yakni, Jatimalang, Temon, Gembong dan Borang. Di Kecamatan Tegalombo ada tiga desa yakni Ploso, Ngreco dan Gemaharjo. Di Kecamatan Nawangan ada dua desa yakni, Mujing dan Gondang. Di Kecamatan Bandar ada satu desa yakni Desa Petungsinarang.

Di wilayah timur kota seperti di Kecamatan Kebonagung ada delapan desa yakni Plumbungan, Ketepung, Kalipelus, Klesem, Katipugal, Karangnongko, Sidomulyo dan Ketro. Di Kecamatan Tulakan ada lima desa yakni, Jetak, Kluwih, Losari, Kalikuning dan Tulakan. Kecamatan Ngadirojo ada empat desa yakni Bodag, Hadiluwih, Cokrokembang dan Tanjung Lor. Di Kecamatan Sudimoro ada tiga desa yakni Pager Kidul, Sembowo dan Karangmulyo.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Pacitan Pujono mengatakan baru tahun 2018 ini kekeringan di Pacitan lebih parah di banding tahun-tahun sebelumnya. Bahkan menurutnya di daerah-daerah yang lain juga melonjak angka kekeringannya.

"Kemarin kami menggunakan pemetaan kekeringan 2017, dan daerah yang kita petakan itu bertambah. Informasi dari BMKG kan kemaraunya basah, biasanya kemarau basah itu kan ada hujan tapi ini tidak ada. Kita juga sharing dengan kabupaten lain dan angka kekeringan juga bertambah," ujarnya, Selasa (30/10/2018).

Dikatakannya, menurut perkiraan BMKG, pada 10 hari pertama dan 10 hari setelahnya pada Bulan November akan turun hujan. Terkait anggaran di BPBD, pihaknya sudah mengusulkan kembali ke APBD sekitar Rp50 juta lebih, untuk antisipasi dan masih dalam proses. Sedangkan anggaran dari provinsi menurutnya sangat minim yakni hanya sekitar Rp30 juta lebih.

"Kalau pengiriman air bersih hingga saat ini masih berjalan seperti biasa, kendala kita cuma armada kita ada perbaikan-perbaikan saja," imbuhnya.

Sementara, Bupati Pacitan Indartato mengatakan bahwa kekeringan ini terjadi setiap tahun. Pemerintah juga berupaya untuk memanfaatkan sumber-sumber air yang ada. Pemerintah juga belerjasama dengan beberapa perguruan tinggi untuk melakukan penelitian.

"Harapan kita ke depan, kekeringan di Pacitan akan semakin berkurang dan sampai saat ini masih menjadi masalah yang harus kita pecahkan bersama," katanya.