Halopacitan, Pacitan—Berdasarkan berbagai data yang ada hingga Februari ini ada 460 kasus difteri. Dari jumlah tersebut 16 di antaranya meninggal dunia.
Butuh penangangan cepat difteri sebelum memunculkan risiko kesehatan yang semakin serius. Kuncinya adalah masyarakat harus bisa mengenali gejala awal dari penyakit ini agar segera bisa melakukan tindakan pengobatan.
Dr.Rabindra, Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Arjosari Pacitan, saat ditemui halopacitan mengatakan difteri bisa menyerang segala usia. Untuk mengetahui seseorang diserang bakteri ini dibutuhkan diagnosis medis yang lebih mendalam. Tetapi ada tanda-tanda awal yang bisa dikenali.
"Tanda-tanda gejala umum difteri adalah, sakit di tenggorokan, panas, demam disertai batuk, pilek, nyeri saat menelan, diikuti dengan sesak dada,” katanya kepada Halopacitan Selasa (14/02/2018).
Dr.Rabindra, Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Arjosari Pacitan/Sigit Dedy Wijaya
Tanda lain adalah biasanya muncul pembengkakan di sekitar leher, muncul bercak di leher kadang berbentuk simetris kadang tidak, kalau menganga dilihat seperti sariawan dan muncul selaput berwarna putih abu-abu, kalau tersenggol berdarah.
Jika ditemui gejala seperti ini maka diperlukan penanganan dengan cepat. Waktu lima hari awal menjadi hal yang sangat penting. Kenapa?
"Usia bakteri itu hanya lima hari, setelah lima hari diperkirakan bakteri tersebut sudah mengeluarkan toksin atau racunnya,” katanya. Padahal yang berbahaya bukan bakterinya, tetapi toksin yang dikeluarkan bakteri tersebut.
"Selain bisa menyebabkan meninggal, komplikasi lainnya adalah gangguan pernafasan, kerusakan otot jantung dan juga kehilangan kemampuan bergerak atau lumpuh."
Dr.Rabindra mengatakan untuk pengobatan difteri dilakukan dengan 2 cara. Pertama menetralisir racun dengan serum anti difteri, kedua mematikan bakteri dengan menggunakan antibiotik difteri. (Sigit Dedy Wijaya).