Ilustrasi tes GeNose C-19
Halo Berita

Keren! 5.000 Unit GeNose C-19 Dirakit Siswa SMK di Yogyakarta

  • Sekolah Menengah Kejuruan – Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMK-SMTI) Yogyakarta sebagai salah satu unit pendidikan Kementerian Perindustrian (Kemenperin),
Halo Berita
Rahmat Deny

Rahmat Deny

Author

Sekolah Menengah Kejuruan – Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMK-SMTI) Yogyakarta sebagai salah satu unit pendidikan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), terlibat dalam perakitan GeNose C-19.

 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, selain menjadi tempat perakitan oleh konsorsium pengembang GeNose C-19, kegiatan ini sekaligus untuk memberdayakan siswa-siswi jurusan Kimia Industri untuk menjadi tenaga operator.

 

Pada tahap awal, produksi yang dihasilkan mencapai 3.000 unit GeNose C-19. Sementara itu, saat ini produksi running juga dilakukan sebanyak 2.000 unit. 

 

“Jadi, total ada 5.000 unit GeNose C-19 yang dirakit,” ungkap Agus dalam keterangan resmi seperti dilansir dari TrenAsia.com, Kamis, 20 Mei 2021.

 

Diketahui, SMK- SMTI Yogyakarta menjadi satu-satunya sekolah vokasi yang dipercaya sebagai SIEMENS Certification Center di Indonesia. Sekolah tersebut juga diusulkan menjadi model untuk pembentukan German Indonesia Vocational Institute (GIVI).

 

“Dengan memanfaatkan teaching factory atau pabrik mini, SMK- SMTI Yogyakarta juga didorong untuk bisa membuat alat-alat kesehatan seperti ventilator,” tambahnya.

 

Kepala Sekolah SMK-SMTI Yogyakarta Ening Kaekasiwi menambahkan, kolaborasi perakitan GeNose C-19 tersebut melibatkan 60 siswa-siswi yang terbagi dalam dua jam kerja.

 

“Mereka dilatih bekerja selama tiga hingga empat jam dalam sehari  dalam satu shift. Selama lima hari dalam seminggu, ada pengawasan dari PT Steqhoq Robotika Indonesia Bersama dan guru-guru dari SMK-SMTI Yogyakarta,” ungkapnya.

 

Dalam memilih siswa tersebut, katanya, pihak sekolah menyeleksi melalui lowongan magang disertai pertimbangan nilai akademik.

 

Selanjutnya, siswa yang terpilih wajib mengikuti pelatihan selama dua hari untuk mendapatkan materi Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB) dan perakitan GeNose C-19.

 

Sebelum memasuki ruang pelatihan, siswa tersebut juga melakukan screening COVID-19 menggunakan GeNose C-19. Apabila hasilnya terbukti negatif dua hari berturut-turut, maka mereka dinyatakan siap untuk merakit alat tersebut.