
Ketua Dekranasda Jatim Ajak Masyarakat Miliki Solidaritas Membeli Produk Para UMKM Jatim
- Ketua TP PKK sekaligus Ketua Dekranasda Prov Jatim , Arumi Bachsin Emil Elestianto Dardak menyampaikan, perempuan yang semula hanya sebatas konsumen dan menjadi
Halo Berita
Ketua TP PKK sekaligus Ketua Dekranasda Prov Jatim , Arumi Bachsin Emil Elestianto Dardak menyampaikan, perempuan yang semula hanya sebatas konsumen dan menjadi bendahara rumah tangga saja, kini, di masa pandemi justru menjadi pelaku produksi usaha. Bahkan sosok perempuan sudah mulai menjadi penentu ekonomi keluarga.
"Bukan hanya menjadi pelaku usaha, namun banyak juga solidaritas antar perempuan yang berkolaborasi sesama perempuan, untuk membuka peluang usaha diberbagai sektor," kata Arumi, seperti dilansir dari kominfo.jatimprov.go.id Selasa (25/5/2021).
Menurutnya, hal ini lah yang justru menguntungkan Dekranasda Jawa Timur dengan membentuk kultur usaha UMKM yang kreatif dan cepat dalam menangkap respon.
Di masa pandemi Covid-19 ini, Ia menambahkan, Dekrasnada Jatim terus membimbing dan memfasilitasi para pelaku UMKM. Beberapa diantaranya yakni surat izin, quality control, serta ijin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).
"Ini prioritas kami di masa pandemi, agar mudah melahirkan UMKM baru saat pandemi," imbuhnya.
Menurut Index Pemberdayaan Gender (IPG) pada April 2021, menunjukkan bahwa perempuan menjadi tulang punggung pemulihan ekonomi dan sosial bangsa. Hal itu menurutnya menjadi wajar jika industri rumah tangga di masa pandemi yang di implementasikan melalui para pelaku UMKM, hingga saat ini menjadi tulang punggung perekonomian di Jatim.
"Lebih dari 60 persen (kontribusi UMKM untuk perekonomian Jatim). Hingga saat ini UMKM di Jatim yang tercatat ada 9,7 juta pelaku usaha. Namun banyak yang belum tercatat karena pandemi. Dari 9,7 juta tersebut, 50 persennya merupakan pelaku usaha perempuan," jelas Arumi.
Arumi menjelaskan bahwa sektor andalan tertinggi tercatat bidang makanan dan minuman. Lalu disusul aksesoris, pakaian dan furniture. Meski begitu, aspek permodalan dan quality control untuk makanan dan minuman masih menjadi kendala utama para UMKM.
"Ini tidak bisa main-main. Banyak sekali program pemerintah utamanya yang dilakukan oleh Bu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa) untuk memprioritaskan UMKM di masa pandemi. Sehingga kami sebagai mitra di Dekranasda sejalan dalam melakukan pekerjaan," jelas Arumi.
Untuk memfasilitasi persoalan tersebut, pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Pemprov Jatim kepada para pelaku UMKM menjadi solusi penting. Arumi pun berharap, agar mereka memiliki ide dan kemampuan untuk membuka peluang usaha. Dirinya berharap agar pelaku UMKM untuk tidak ragu dalam mengambil langkah mulai.
"Kami juga ada klinik UMKM yang berkolaborasi dengan Dinas Koperasi. Di klinik tersebut pelaku UMKM yang sudah memulai usaha atau bahkan baru ingin memulai usaha, kita bantu semaksimal mungkin. Dari A sampai Z, bahkan hingga ekspor," kata Arumi.
Ia juga berpesan untuk mengajak masyarakat memiliki solidaritas membeli produk yang dihasilkan para UMKM Jatim.
"Fakta di lapangan, di hukum bisnis, produk yang dihasilkan oleh UMKM biaya produksinya lebih tinggi daripada yang dihasilkan oleh produk massal. Di sisi lain, produk yang masuk ke Jawa Timur kebanyakan dibuatnya secara massal. Sehingga harganya lebih terjangkau. Kembali lagi ke masyarakat Jawa Timur, karena dalam hal ini bukan hanya bentuk usahanya yang dilakukan, tetapi solidaritas antar masyarakat Jatim harus ada," terang Arumi.
