Klaster Lebaran Membayangi, Masyarakat Pacitan Harus Terus Waspada

Temuan 10 kasus positif COVID-19 yang diambil acak dari 60 spesimen para pemudik dan kerabat mengharuskan semua komponen waspada. Selain 60 sampel yang selesai diperiksa, puluhan sampel masih masuk daftar tunggu di laboratorium Surabaya. 

Berbagai upaya telah dilakukan secara nasional dan diimplementasikan di daerah. Namun demikian, sebagian pemudik masih lolos masuk Pacitan utamanya mereka yang datang sebelum jadwal pembatasan mobilitas antardaerah  dilakukan. Padahal tidak ada jaminan warga luar kota itu bebas dari virus COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan Pacitan, Hendra Purwaka mengakui bahwa aktivitas masyarakat dikatakan tergolong padat. Selain aktivitas keagamaan sebagian masyarakat nekat menggelar open haouse antartetangga. Meski surat pembatasan interaksi telah disebarkan jauh hari sebelumnya, disusul penularan di tempat wisata.  

“Kita ketahui bersama dengan meningkatnya mobilitas masyarakat meskipun adanya kegiatan penyekatan yang merupakan kebijakan pemerintah pusat namun tidak menutup kemungkinan masih ada dinamika lokal dimana lokal sendiri juga ada budaya yang tidak bisa ditinggalkan seperti kumpul-kumpul  dan silaturahmi masih banyak dilakukan walaupun sudah kita antisipasi sebelumnya. Alhamdulillan pada bulan puasa ada  penurunan, sebelum lebaran sempat ada kenaikan sedikit, dan kondisi saat ini.  Kita tetap melakukan, tracing, testing, dan treatmen”, tegas Hendra.

Perlu diketahui tracing susulan tetap dilakukan bagi warga yang sempat dikunjungi warga dari luar kota. Ia berharap ada peran aktif dari desa untuk melaporkan riwayat pendatang dari desa masing-masing. Mencegah adanya outbreak kasus corona lantaran virus tak terdeteksi masuk lingkup masyarakat. Makin cepat diketahui justru semakin bagus sehingga penularannya bisa dicegah sedini mungkin.