Halopacitan, Pacitan – Sampah telah menjadi masalah serius bagi kebersihan lingkungan, termasuk Sungai Grindulu. Rendahnya kesadaran masyarakat menjadikan mereka masih banyak membuang sampah ke sungai.
Suwardi (55), seorang seniman sekaligus pemerhati lingkungan kemudian bergerak untuk melakukan langkah kecil. Dia menggandeng anak-anak putus sekolah, untuk mengadakan kegiatan bersih sungai setiap minggu sekali secara sukarela. Tak ada upah apapun yang mereka terima. Semua dilakukan dengan ikhlas.
“Setiap minggu saya dengan anak-anak keliling sungai, tapi bertahap, seumpama minggu ini di sini, nanti minggu depan di hilir sungai terus sampai muara,” kata Suwardi saat ditemui Halopacitan di rumahnya Dusun Kwaron, Desa Tambakrejo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan. Selasa (04/12/2018).
Lambat laun kegiatan itu menjadi kebiasaan hingga anak-anak itu membentuk sebuah komunias yang dinamainya Kuas.
Sampah-sampah yang berceceran itu dikumpulkan oleh mereka. Sebagian yang masih bisa dimanfaatkan dikumpulkan untuk bahan kerajinan. Sebagian lain yang memang tidak bisa digunakan lagi di bawa ke tempat pembuangan sampah semestinya.
Awalnya komunitas ini beranggotakan sekitar 30 anak. Seperti halnya kegiatan sosial lain, banyak dari mereka yang kemudian rontok di tengah jalan hingga akhirnya hanya tinggal 10 yang aktif. Bahkan selama tiga bulan terakhir kegiatan Kuas diistirahatkan untuk sementara waktu. Hal ini dikarenakan para anggotanya banyak yang sudah bekerja. “Anak-anak udah pada sibuk bekerja, jadi sementara istirahat dulu,” tambahnya.
Meskipun begitu para anggota Kuas masih sering berkumpul bersama. Juga membahas berbagai rencana kegiatan untuk k edepanya. “Saat ini anggota kuas masih sering kumpul tetapi malam. Kemungkinan nanti di tahun 2019 kegiatan bersih sungai dan sebagainya akan kita mulai lagi,” kata Suwardi.
Suwardi hanya berharap dari kegiatan kecil ini muncul kesadaran masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan sungai. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukanya, banyak dari kalangan masyarakat yang masih sembarangan membuang sampah di sungai yang jelas-jelas merugikan bagi alam, khususnya ekosistem sungai.
“Banyak warga yang tidak bertanggung jawab melemparkan sampah kesungai, padahal itu bisa mengakibatkan kerusakan alam dan mengancam perkembangan biakan ikan-ikan di sungai,” ujarnya.
Apa yang dilakukan Suwardi dan puluhan anak-anak dari Kuas mungkin hanya sebuah langkah kecil, tetapi untuk mencapai sebuah hasil yang besar, segala hal pasti dilakukan dari hal yang kecil. Apa yang dilakukan anak-anak ini seharusnya juga membuat malu para pembuang sampah yang selalu ingin enaknya sendiri