
Laksana Menari, Nunuk Kusrini Bergerak Indah Meraih Prestasi
Jiwa menari ada pada dirinya. Hal ini yang sepertinya mempengaruhi bagaimana Nunuk Kusrini M.Pd menjalani hidupnya. Kadang bergerak maju, mundur, sementara pergelangan tangan ngiting dan ngukel sembari lengan melakukan gerakan seblak. Banyak gerakan dilakukan dalam satu ketukan dan itu membentuk satu hasil yakni keindahan dan kesuksesan.
Halo Pendidikan
Halopacitan,Pacitan— Nunuk Kusrini yang kini menjadi Kepala Sekolah SDN Borang 1 Kecamatan Arjosari, Pacitan menjalani tugasnya dengan penuh vareasi. Tidak monoton, dan melahirkan berbagai inovasi-inovasi menarik. Wajar jika berbagai prestasi dia raih selama menjadi guru.
Wanita kelahiran 10 Januari 1965 ini telah waktu 4 tahun menangani SDN Borang 1 dan mencatat berbagai prestasi, baik akademik maupun non-akademik. Basis pendidikannya tari, tetapi nasib mendorongnya untuk terjun ke bidan MIPA. Bahkan Nunuk juga menjadi pembina bidang studi MIPA di Kecamatan Arjosari sampai sekarang.
“Ketika menempuh pendidikan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) saya ambil jurusan kesenian, Alhamdulillah untuk menari juga bisa,” katanya sambil tersenyum saat ditemui Halopacitan Kamis (08/02/2018)
Pada saat diangkat guru PNS tahun 1991 dia ditempatkan di SDN Losari 4 Kecamatan Tulakan, sebuah SD yang saat itu masih terpencil. Bahkan dia harus berjalan kaki sejauh 8 km untuk bisa mencapai tempat dia mengajar.
Tetapi dia menjalaninya dengan gembira. Dia ingat betul bagaimana masih harus menggunakan baterai untuk memainkan musik tari di tape recorder. "Saya mengajarkan kemampuan menari yang saya punyai, pada murid-murid saya, dan saya pentaskan pada acara pelepasan kelas VI, mulai dari sarana tape recorder yang pakai baterai sampai pakai listrik,” katanya.
Masih seperti gerakan tarian yang mengalir, dia pun juga terus bergerak. Nunuk kemudian dipindah ke sejumlah SD dari SDN Karanggede 1, SDN pagutan, naik jabatan promosi kepala sekolah SDN Gayuhan 2 hingga akhirnya hinggap di SDN Borang 1 sejak 2012 sampai sekarang.
Dia selalu terjun langsung terhadap Prestasi yang didapat siswa-siswi dan gurunya, khusus mapel IPA, Nunuk terjun langsung membina siswa-siswi. bahkan Nunuk juga Pembina MIPA atau bidang studi IPA di Kecamatan Arjosari sampai sekarang.
Dia juga selalu mencari kekurangan yang ada di lingkungan sekolahnya, untuk dibenahi agar lebih baik. Di dalam lingkungan sekolah, Nunuk menanamkan rasa kekeluargaan, jadikan siapapun sebagai teman, bahkan siswa pun. Dan setiap ada problem jika duduk bersama, diselesaikan dengan kepala dingin pasti ada jalan keluarnya. Karena tidak ada problem yang tidak bisa diselesaikan.
"Saya malah senang sebenarnya ditugaskan di daerah pedesaan dan rasanya sangat bahagia kalau bisa membuat mereka berprestasi,” tambahnya.
Kepala sekolah tinggal di Dusun Krajan Desa Bangunsari ini memang mempunyai motivasi tinggi, ingin mengubah sekolah menjadi lebih baik. Kerja kerasnya membuat dia dinobatkan sebagai Kepala Sekolah Berdedikasi Mengantarkan Siswa ke Tingkat Provinsi dalam Lomba Olimpiade MIPA diperoleh tahun 2015. Selain itu pada 2017 dia dinobatkan sebagia Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Kabupaten 2017. Baru beberapa bulan memasuki tahun 2018, dia sudah mendapat gelar Kepala Sekolah Prestatif dan Inspiratif diperoleh tahun 2018. Belum lagi prestasi sekolah yang dia pimpin, terlalu banyak untuk disebutkan.
Nunuk menjadikan sekolah tidak sekadar tempat untuk belajar pelajaran yang umum sekarang ini. Yang lebih penting adalah bagaimana menanamkan sikap, mental dan budi pekerti pada siswa. Untuk itu dia menerapkan berbagai program di SDN Borang 1 seperti kegiatan mentari pagi, membaca ayat-ayat suci Al Quran setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis. Selain itu juga melakukan gerakan Jumat bersih setiap dua minggu sekali, memasukkan uang sisa jajan di bumbung peduli sosial dalam gerakan Jumat Infak.
Sementara setiap Sabtu sekolahnya melakukan program Sabtu santun di mana semua aktivitas komunikasi di sekolah harus menggunakan bahasa jawa. "Kadang hal yang baik juga perlu dipaksakan, agar menjadi kebiasaan,” katanya.
Itulah Nunuk. Di usianya yang sudah menginjak 53 tahun, wanita ini tetap energik dak aktif. Dia juga terus menjalani hidup dengan filosofi menari. Semua bagian tubuh bergerak, tetapi tetap serasi dalam keindahan. yang paling penting kerja dengan ikhlas, sepenuh hati penuh kesabaran, senang demi mencerdaskan anak didik kita," katanya. (Sigit Dedy Wijaya)
