Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa beberapa orang mungkin mengalami efek jangka panjang dari COVID-19, baik mereka yang memerlukan rawat inap atau tidak. Kondisi tersebut dinamakan Long COVID, suatu kondisi di mana orang terus mengalami gejala COVID-19 lebih lama dari biasanya setelah tertular virus SARS-CoV-2.
Seperti dilansir dari Trenasia.com Sabtu (5/6/2021), efek jangka panjang COVID-19 ini termasuk kelelahan, gejala pada sistem pernapasan dan gejala neurologis.
Istilah long COVID mengacu pada orang yang terus menerus mengalami gejala COVID-19 dan tidak sepenuhnya pulih selama beberapa minggu atau bulan setelah terkena gejala.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan kasus COVID-19 rungan biasanya bisa pulih dalam 1-2 minggu setelah tertular infeksi SARS-CoV-2 awal. Untuk kasus COVID-19 yang parah, pemulihan bisa memakan waktu 6 minggu atau lebih.
Gejala dari long COVID menurut penjelasan CDC yaitu kelelahan, sesak napas, batuk, nyeri sendi dan nyeri dada. Selain itu, penderita long COVID juga bisa mengalami sulit berpikir jenih dan fokus, depresi, nyeri otot, sakit kepala, demam dan jantung berdebar-debar.
Seperti yang dikutip dari Medical News Today, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pemulihan gejala long COVID, seperti berikut ini.
Selain itu, penderita long COVID juga dapat menjaga kesehatan secara umum seperti menerapkan pola makan yang sehat, meningkatkan kualitas tidur, membatasi asupan alkohol, membatasi asupan kafein dan tidak merokok.
Namun, jika Anda mengalami gejala lebih lanjut seperti sesak napas yang memburuk, nyeri dada, dan lemah, sebaiknya segera menghubungi dan berkonsultasi kepada dokter agar segera mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat.