Kegiatan Bedah Buku Izinkan Aku Bercerita oleh Dr. Sri Pamungkas, dalam Rangka HUT SMPN 1 Pacitan 5 September 2020
Halo Berita

Luar Biasa, Guru dan Siswa SMPN 1 Pacitan Terbitkan Karya Kolaborasi di Tengah Pandemi

  • Ulang tahun SMPN 1 Pacitan ke-74, tepatnya tanggal 5 September 2020 kemarin dirayakan dengan sangat sederhana. Namun, ada kejutan hebat yaitu lahirnya sebuah buku berjudul Izinkan Aku Bercerita, merupakan karya kolaborasi antara guru dan siswa. Buku tersebut dibedah oleh Dr. Sri Pamungkas, S.S., M.Hum, pada Sabtu (05/09/2020) dan dilouncing oleh Wakil Bupati Pacitan, Yudi Sumbogo.

Halo Berita
SP

SP

Author

Ulang tahun SMPN 1 Pacitan ke-74, tepatnya tanggal 5 September 2020 kemarin dirayakan dengan sangat sederhana. Namun, ada kejutan hebat yaitu lahirnya sebuah buku berjudul Izinkan Aku Bercerita, merupakan karya kolaborasi antara guru dan siswa. Buku tersebut dibedah oleh Dr. Sri Pamungkas, S.S., M.Hum, pada Sabtu (05/09/2020) dan dilouncing oleh Wakil Bupati Pacitan, Yudi Sumbogo.

Buku berjudul Izinkan Aku Bercerita disampaikan oleh Kepala Sekolah SMPN 1 Pacitan, Cahya Herlambang, sebagai karya perdana keluarga SMPN 1 Pacitan.

“Kami sudah lama bercita-cita ingin mempunyai buku karya bersama, antara guru dan siswa. Sejak banjir melanda Pacitan 2017 lalu sebenarnya ide ini sudah pernah didiskusikan.  Alhamdulillan setelah sekian lama, akhirnya di tengah pandemi  COVID-19 ini justru buku ini bisa lahir”, ungkap Cahya.

“Hari ini (Red: Sabtu 5 September 2020) buku ini akan dibedah oleh narasumber, yang sekaligus juga alumni SMPN 1 Pacitan, Dr. Sri Pamungkas. Kami mengharapkan saran  untuk perbaikan karya-karya kami berikutnya”, imbuh Cahya.

Selama hampir 2 jam kegiatan bedah buku berlangsung. Rencanya kegiatan tersebut akan disiarkan melalu chanel yuotube SMPN 1 Pacaitan, hari ini, Minggu (6 /09/2020).

Dr. Sri Pamungkas, saat dihubungi halopacitan, Sabtu (05/09/2020) menyampaikan bahwa buku karya bersama guru dan siswa SMPN 1 Pacitan dengan judul Izinkan Aku Bercerita tersebut layak untuk dibaca. Karya yang ditulis oleh lintas generasi, mulai generasi baby boomers, yang lahir (1946-1964), generasi X (1965-1980), generasi Milenial (1981-1994), dan generasi Z (1995-2010), mempunyai style atau ciri khas baik dari sisi diksi, gaya bercerita, dan sudut pandang.

“Buku ini menarik untuk dibaca. Tema yang diangkat berkaitan dengan belajar di tengah pandemi. Karya ini merupakan karya antologi, karya bersama.  Keunikan buku ini adalah seperti hadirnya cerita berjudul Lintang Bimo Sakti, yang di dalamnya terdapat suluk Singgah-singgah yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga yang selalu ditembangkan kala itu untuk tolak balak saat pagebluk (wabah datang)”, ungkap Dosen STKIP PGRI Pacitan ini.

“ Selain itu, dalam buku ini juga berisi tentang ikhtiar dari sisi regulasi untuk membijaksanai pembelajaran di tengah pendemi, ikhtiar dari sisi spiritual, tentang suka duka pembelajaran daring, mulai susah sinyal, permasalahan kuota, menumpuknya tugas, dan lain-lain”, kata Ibu dua orang anak ini.

Lebih lanjut Pamungkas meyampaikan, “Kritik terhadap dunia pendidikan pun hadir dalam salah satu cerita. Diantaranya keluh kesah siswa karena tugas yang terlalu banyak, hingga stigma yang menggelitik, rasa yang mungkin selama ini hanya ada di dalam benak, kini bisa terungkapkan dalam karya”.

“Di tengah pandemi ini semua orang harus bijak. Bijak dalam hal apa pun, termasuk bijak dalam menyikapi dan mengambil hikmah. Tuhan sedang mengajarkan kepada kita, bahwa di tengah pandemi ini sebenarnya kita sedang diigatkan untuk mau berliterasi, bukan hanya baca tulis, tetapi juga literasi digital, numeral, finansial, dan sosial kewargaan”, imbuhnya.  

Dalam kesempatan tersebut jebolan Program Doktor Universitas Sebelas Maret  tersebut mengajak siapa pun untuk mau menulis. Karena orang boleh pandai setinggi langit tetapi bila ia tidak menulis maka ia akan hilang dalam sejarah karena menulis adalah bekerja untuk keabadian”, tutup Dr. Pamungkas.