Kawasan  yang terdampak banjir Pacitan
Halo Berita

Masih Trauma, Tapi Tak Ada Alasan Untuk Terus Berduka

  • Sudah sepekan bencana banjir dan tanah longsor melanda Pacitan. Masih ada trauma, tetapi tidak ada alasan untuk tidak segera bangkit. Masa depan harus disongsong dan dibangun lagi.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan.com, Punung –Air masih menggenang di beberapa titik, jalanan masih banyak yang rusak, lumpur tertimbun di mana-mana.  Akibat bencana tersebut, sedikitnya 25 orang meninggal dan ribuan warga terpaksa mengungsi ke daerah-daerah yang lebih tinggi. "Puluhan tahun hidup di Pacitan, belum pernah kena banjir," ujar Sitti, seorang warga di Dusun Weru sebagaimana dikutip Antara Senin (4/12).

Banjir bandang yang membawa lumpur dan bebatuan juga merusak jalan-jalan antardesa dan fasilitas penerangan di sepajang jalan, serta merubuhkan rumah-rumah warga.

Tetapi  warga tak mau larut dalam duka. Di Dusun Weru, Desa Wareng, Kecamatan Punung, masyarakat mulai membersihkan rumah-rumah dan ladang yang selama berhari-hari terendam banjir, mengumpulkan barang-barang yang masih layak digunakan, menjemur pakaian, kasur serta peralatan rumah tangga lainnya di bawah matahari yang mulai bersinar terik.

"Sebenarnya ini masih trauma. Airnya tinggi sekali sampai mau menutup atap rumah," ujar Erna Suratun sambil menumpuk batang-batang kayu yang tersapu banjir hingga menutup pekarangan rumahnya.

Para warga bergotong royong membersihkan lumpur dengan cara memompa air dari sisa-sisa air bah yang menggenangi ladang-ladang dan dengan berbagai peralatan seadanya membersihkan jalan-jalan kampung dari endapan lumpur dan sampah.

Meskipun lumpur masih menumpuk di mana-mana, sejumlah anak bersemangat berangkat ke sekolah dengan seragam yang rapih dan bersih.

 

"Hari ini ulangan di sekolah, jadi anak-anak harus masuk, tidak diliburkan," ujar Rasiti, seorang warga yang harus menggendong dua anaknya ke sekolah untuk menghindari lumpur. "Motor nggak bisa jalan, jadi harus jalan kaki," tambahnya.