Masjid Nurul Huda
Halo Berita

Masjid Ngendak, Batu Batanya Dibuat Langsung Oleh Para Kyai

  • Sebuah masjid dengan dinding bata merah ini diyakini sebagai salah satu masjid tertua di kabupaten Pacitan yang didirikan oleh ulama penyebar Islam di wilayah ini.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Arjosari— Masjid Nurul Huda atau masyarakat setempat menyebutnya dengan Masjid Ngendak, terletak di RT 4 RW 9, Dusun Krajan kidul Desa Temon, Kecamatan Arjosari Pacitan. Dari Ibu kota Kecamatan Arjosari berjarak sekitar 2,5 km.

Menurut keterangan Sholekhan dan Khoirudin warga di RT 4 RW 9 Dusun Krajan Kidul Desa Temon, masjid ini termasuk yang tertua di Pacitan. Namun tidak ada yang tahu pasti kapan masjid dibangun dan oleh siapa. Cerita tutur yang ada masjid dibangun oleh seorang ulama yang menyebarkan Islam di wilayah tersebut.

Bangunan asli menggunakan dinding kayu dan bambu, tetapi sekitar tahun 1973 saat dilakukan rehab, diganti dengan bata merah.

 "Waktu membakar bata merah untuk masjid ini saya masih sekolah Kelas II di Tremas, dan yang membakar bata untuk beberapa di antarannya kyai di Pondok Tremas, kyai dari Bangil Ponorogo dan kyai dari Boyolali," kata Sholekhan (50), tokoh warga setempat.

Kubah masjid (Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)

Di dalam Masjid ini masih terdapat empat tiang kayu jati. Sedangkan untuk lantainya yang semula masih tanah telah diganti dengan alas tegel semen. Masih terdapat beberapa dinding kayu yang masih terpasang di bagian atas tembok yang sampai sekarang belum pernah diganti.

Kubah masjid berbentuk kuali berbahan tanah liat. Kubah ini tak pernah diganti oleh masyarakat, karena ada sebuah pesan dari leluhur atau ulama terdahulu yang harus dijaga oleh masyarakat sekitar . Boleh direhab tetapi kubahnya jangan diganti.

"Menurut tutur leluhur, dulu waktu mau betulin genteng dekat kubah tersebut, diangkat tiga orang itu terasa sangat berat, padahal kalau kuali biasa paling bobotnya tidak sampai 3 kg," katanya

Masjid tersebut, kini digunakan sebagai tempat ibadah oleh masyarakat yang bermukim di sekitarnya. Namun karena penduduknya hanya berjumlah tujuh keluarga dan tidak lagi digunakan untuk Sholat Jumat.

"Kalau dulu sebelum di beberapa wilayah seperti Kuncen dan Randu belum punya masjid mereka Jumatan ke sini, tetapi sekarang gantian warga kami yang ke sana kalau Sholat Jumat," kata Khoirudin (40) warga setempat

Letak Masjid ini berbatasan langsung dengan dua desa yang ada di Kecamatan Arjosari, di sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Purwodadi Desa Jatimalang dan di sebelah barat Dusun Randu Desa Gayuhan.

Bagian dalam masjid (Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)

Tak jarang para santri baik dari pondok Tremas maupun dari luar Pacitan sudah sering yang berkunjung ke Masjid ini.  "Sudah banyak yang ke sini, baik santri maupun ustads dari luar daerah, seperti ada yang dari Boyolali, Ponorogo dan daerah lainnya. Selain selain ingin melihat masjid juga untuk melakukan ibadah," imbuhnya. (Sigit Dedy Wijaya)