Halopacitan, Pacitan--Desa Sukoharjo Pacitan,merupakan lingkungan perajin batik yang telah ada sejak turun temurun. Satu di antara para perajin tersebut bernama Saji. Sejak kecil dia sudah belajar membatik dari orang tua nya. Jiwanya yang sudah menyatu dengan batik tulis, membuat dia pada tahun 1990, bersama dengan suaminya, Samuri mendirikan dan menampung perajin batik di lingkungannya dan memunculkan apa yang disebut sebagai Batik Tulis Saji.
Seiring waktu, nama ini pun terus berkibar bahkan kini menjadi salah satu ikon batik Pacitan. Semua dicapai dengan perjuangan berat. Tidak hanya menjual batik, bahkan untuk mengenalkan kepada masyarakat Pacitanpun sangat sulit.
Saji yang merintis Batik Tulis Saji dari nol hingga sekarang menjadi terkenal/Sigit Dedy Wijaya
"Awal pemasaran batik Saji ini sangat sulit, bahkan untuk dikenal masyarakat Pacitan pun juga sulit, tetapi setelah beberapa tahun berdiri, Batik Tulis Saji mulai dikenal di kalangan masyarakat dan seiring tahun berganti Batik Saji semakin dikenal luas,” kata Saji (55) saat ditemui Halopacitan di rumahnya yang berada di Jalur Lintas Selatan (JLS) Desa Sukoharjo Kecamatan Pacitan Rabu (31/01/2018).
Batik Saji ini sebenarnya tidak banyak berbeda dengan batik khas Pacitan,yang bermotif khas Pace Pacitan. Hanya saja konsep pewarnaan yang lebih beragam dan cemerlang, menjadikan Batik Saji tampil lebih modern. Motif yang dikengembangkan juga masih mengadopsi motif wayang beber yang di masa lalu sangat populer di Pacitan.
Harga yang dibanderol pun bervariasi, mulai Rp110.000 sampai Rp1,5 juta tergantung tingkat kerumitan dan jenis kainnya. “Yang mahal kain Sutra," imbuhnya.
Banyak pilihan motif dan harga/Sigit Dedy Wijaya
Dia menambahkan untuk pemasaran dilakukan dengan cara tradisional dengan cara dikirim ke berbagai daerah serta online. Semakin banyaknya wisatawan luar daerah yang datang ke Pacitan juga semakin meningkatkan pembelian karena banyak yang mampir ke toko mereka untuk membeli batik Saji. “Bahkan dari manca negara juga ada yang membeli batik Saji dan melihat langsung ke tempat pembuatan ini," imbuhnya.
Pangsa pasar Batik Saji pun tidak sebatas Jawa Timur dan Jawa Tengah, namun merambah Ibukota Jakarta dan luar Jawa, seperti Bali dan Kalimantan.