
Memahami Pergerakan Alam di Pesantren Tremas
Santi santri putra kelas I dan II Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Tremas tampak serius mendengarkan pelajaran yang disampaikan. Beberapa kali mereka juga tampak sibuk menghitung angka-angka. Mereka, sedang mempelajari bagaimana pergerakan alam termasuk matahari, bumi dan bulan.
Halo Pendidikan
Halopacitan, Arjosari—Para santri tersebut sedang mengikuti pelatihan Ilmu Falak. Acara digelar oleh para santri sendiri dengan menghadirkan delapan narasumber dari UNI Walisongo Semarang.
“Sebenarnya latihan mau dilakukan Kamis tetapi tertunda Jumat karena kesiapan belum lengkap,” kata Sholahudin,SH.i (24), Pembimbing Lajnah Falakiyah Pondok Pesantren Desa Tremas kepada Halopacitan Jumat (12/01/2018).
Falak menjadi salah satu ilmu yang cukup rumit karena melibatkan banyak disiplin ilmu dari Astronomi,Fisika, Matematika hingga Fikih. Ilmu ini berfungsi untuk menentukan berbagai kejadian alam seperti pergantian tahun, pergantian bulan, kapan puasa dimulai, kapan Idul Fitri tiba, waktu sholat, arah kiblat hingga memprediksi kapan akan terjadi gerhana bulan dan matahari.
Untuk bisa menentukan hal itu maka seseorang harus memahami bagaimana pergerakan tata surya termasuk rotasi dan revolusi matahari, bulan dan bumi. Kemudian menggabungkan dengan perhitungan lain.
Faishol Amin, (23) Salah satu Narasumber dari UIN Walisongo Semarang mengatakan, ilmu Falak bisa juga disebut ilmu terapan. Menurutnya dalam pelatihan kali ini ada empat hal yang dipelajari, yakni penentuan arah kiblat, penentuan waktu sholat, penentuan awal bulan dan penentuan gerhana bulan atau matahari.
“Berdasarkan perhitungan ilmu Falak, nanti tanggal 31 Januari 2018 ada gerhana bulan total, terjadi sekitar habis magrib,” kata Faisol.
Aji Riskiawan(17) santri dari Desa Mlati yang juga ketua penyelenggara acara ini mengatakan kegiatan pelatihan ilmu Falak sangat menarik,dan bermanfaat juga bagi kehidupan nantinya. "Untuk paham tentang materi dalam pelatihan ini masih membutuhkan proses,” ujarnya.
Sedangkan Miftahul Ulum, santi dari Cirebon Jawa barat mengatakan memahami ilmu Falak juga akan lebih memantapkan hati agar lebih khusyuk dalam beribadah. (halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)
Kegiatan ini adalah progam tahunan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Tremas. Acara kali ini merupakan yang kedua kalinya. “Kegiatan ini juga dilakukan untuk mempertahankan tradisi, agar ilmu falak tidak punah,” kata Masykur Rozi,SH (24), pembimbing yang lain. (Sigit Dedy Wijaya)
