Halopacitan, Arjosari—Relawan kelas Inspiratif yang berpusat di SDN Borang I (satu) Kecamatan Arjosari tersebut, di antara profesi yang dimiliki seperti dokter, dosen, arsitek, bidan, teknisi, peneliti, jawelry dan juga ansuransi.
Dalam satu jam pelajaran, setiap kelas diisi oleh relawan dari berbagai profesi atau keahlian, yang dilakukan secara bergantian sesuai jam pelajaran yang ada.
Di Kelas II misalnya, drg. Nur Farida, salah satu relawan pengisi kelas inspiratif dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) mengenalkan kepada siswa tentang perlunya menanamkan cara hidups ehat sejak dini, yang dimulai dari menjaga kesehatan diri sendiri.
"Karena pada prinsipnya, kesehatan merupakan ujung tombak, jadi saat kita sehat lahir, batin, jiwa dan raga secara otomatis kita melakukan semuanya dengan mudah. Proses hidup, proses belajar, proses meraih cita-cita itu akan terlaksana kalau kita sehat dulu," jelas Nur Farida. Sabtu,(22/09/2019)
Ia yang dibantu seorang bidan, juga memberikan praktik seperti cara mencuci tangan dengan benar, memberikan pengertian tentang pentingnya sarapan sebelum berangkat ke sekolah dan sebagainya.
Bukan hanya itu saja, tetapi pada kelas inspiratif tersebut profesi yang dijalaninya juga dikenalkan kepada siswa di SDN Borang I, sehingga akan membuka wawasan kepada anak-anak bahwa profesi dan cita-cita sangat banyak.
"Jadi, saya bergabung di sini, membuka peluang, membuka wawasan kepada anak-anak dan juga mendampinginya untuk bisa menginspirasi mereka meraih cita-cita, karena cita-cita itu begitu banyaknya, bukan hanya guru, dokter, pilot atau mungkin yang diketahui saja," imbuhnya.
Sedangkan di Kelas IV, diisi Afrandi Arsanifan, relawan yang berprofesi sebagai arsitek berasal dari Malang. Sesuai tingkatan kelasnya dalam mengenalkan profesinya dimulai dari mewarna yang paling simple di kelas rendah dengan cara siswa diberi gambar untuk di warna.
"Tetapi kalau di arsitek mewarna ini finishing, saya ibaratkan seperti mengecat rumah dan sebagainya," kata Afrandi, seusai memberikan materi.
Tampak juga terlihat, siswa pun diajak mengukur sebuah ruangan kelas dengan mengenakan alat meteran gulung maupun menggunakan langkah kaki. "Tapi kalau kelas menengah kita kenalkan tokoh-tokoh arsitek, kemudian kalau kelas tinggi kita ajak praktik seperti mengukur ruang kelas dan sebagainya," imbuhnya.
Menurutnya, kelas inspiratif ini sangat positif ditanamkan sejak dini, hal ini karena daya ingat dari anak-anak masih cukup mudah dalam menangkap sesuatu yang baru, dibanding dengan orang dewasa.
M. Khairu Umam, koordinator kelas Inspirasi Pacitan mengatakan kegiatan ini merupakan gerakan sosial bidang pendidikan untuk mengenalkan macam-macam profesi kepada peserta didik.
"Yang jelas mengenalkan berbagai profesi yang belum diketahui oleh peserta didik, supaya menambah wawasan mereka bisa lebih luas lagi," ujarnya. (Sigit Dedy Wijaya).