Mengikuti Jejak Ibu, Dua Saudara Ini Hidup Mandiri Jadi Penjahit
- Kini Yeni dan adiknya membuka rumah produksi jahitan di Dusun Borang Desa Gembong Arjosari.
Halo Berita
PACITAN- Ikuti nasihat orang tua, dua bersaudara ini tekuni profesi jadi penjahit baju.Mereka adalah Yeni Istiana (39) dan Tri Hariyani (23).
Keduanya menjadi penjahit generasi kedua dari keluarganya. Yeni diarahkan oleh orang tuanya untuk masuk Sekolah Menengah Kejuruan untuk mengambil jurusan tata busana. Dulunya Yeni gemar membantu sang ibu untuk sekedar memasukkan benang ke lubang jarum, dan membantu menyiapkan bahan kain.
"Ibu saya itu profesi dulu penjahit, teruskan kalau di rumah saya sering lihat ibu menjahit, terus ikut bantuin juga yang bisa saya lakuin. Bantuin hal-hal sederhana saja, seperti memasukkan benang ke jarum, menyiapkan kain. Sampai situ saya semakin tertarik sama profesi penjahit ,” kata Yeni (20/04/2022). Setelah lulus SMP dia pun diarahkan ibunya masuk SMK jurusan Tata Busana.
- Inilah Tiga Perempuan Terkaya di Indonesia, Apa Saja Bisnisnya?
- Liyya Raih Berkah Ramadan dengan Hampers
- Pacitan akan Ikut Ramai, 20 Persen Pemudik Diprediksi akan Lewat Jalur Selatan Jawa
Kini Yeni dan adiknya membuka rumah produksi jahitan di Dusun Borang Desa Gembong Arjosari. Tri Handayani awalnya saat dirumah sering lihat ibu jahit trus ikut bantuin sedikit-sedikit. Setelah lulus, masuk sekolah SMK Tata Busana. Ditekunilah profesi menjahit bersama sang kakak.
Yeni tidak memproduksi secara langsung jahitannya. Namun, Yeni menerima jasa menjahit dari beberapa orang. Misalnya ada orang yang ingin dijahitkan bajunya maka orang tersebut tinggal membawa kain sendiri, dan selanjutnya akan dilakukan pengukuran. Rumah produksi Yeni melayani permak baju, pesanan seragam instansi, bahkan jasa obras pun bisa.
"Tergantung design bajunya dulu. Kalau bahannya sudah ada semua, oke. Terus kalau designnya tidak begitu rumit paling 3 jam bisa jadi. Kalau desainnya baju agak rumit perkiraan 1-2 hari saja jadi," kata Yeni
Akibat lonjakan pesanan membuat baju selama bulan Ramadan, Yeni terpaksa menolak beberapa pelanggan yang akan menjahit kan bajunya di tempat Yeni.
Yeni memiliki harapan ke depannya bisa memperbesar rumah produksinya dan juga menambah lapangan pekerjaan untuk rumahnya.