PACITAN-Belakangan ini harga minyak kelapa sawit melambung tinggi dan juga sulit dicari. Hal ini membuat beberapa masyarakat kesulitan untuk memasak sehari-hari, ada yang memilih menggunakan cara masak dengan dikukus ataupun dibakar.
Namun beda halnya dengan Nanik Sihmiyati (30) warga Dusun Crabak, Desa Piton, Kecamatan Punung. Nanik ditemani suaminya memilih mengolah kelapa dari kebunnya, untuk dijadikan minyak kelapa murni.
"Kan musim hujan, yang manjat ke pohon kelapa ini enggak selalu ada orangnya. Lalu kelapanya jadi tua dan kering. Kalau dijual hanya laku murah. Kebetulan harga minyak goreng ini pas lagi tinggi-tingginya dan langka. Akhirnya saya bikin produksi minyak kelapa sendiri," kata Nanik kepada Halopacitan Senin (1/3/2022)
Nanik menjelaskan pembuatan minyak kelapa sendiri yang cukup mudah. Pertama-tama sabut kelapa dilepas dari tempurungnya, kemudian kelapanya dipecah dibuang airnya untuk diambil daging kelapa.
Setelah itu daging kelapa, diparut dengan mesin dan diperas hingga menghasilkan santan kental lalu dimasak dengan api sedang. Tunggu hingga mendidih, sembari menunggu mendidih santan terus diaduk-aduk agar tidak gosong.
Setelah itu proses tersebut selesai, santan tinggal didiamkan beberapa jam, nantinya akan terpisah lapisan ampas dan menghasilkan minyak kelapa.
Untuk menghasilkan 2 liter minyak goreng kelapa Nanik membutuhkan sekitar 20 sampai dengan 25 buah kelapa. Dalam sehari Nanik bisa menghabiskan rata-rata hingga 50 buah untuk diproduksi. Nanik mengatakan, semakin tua kelapa semakin banyak minyak yang dihasilkan.
Minyak ini nanti akan dikonsumsi sendiri, dan dijual ke warga-warga, agar warga yang kesulitan mencari minyak kelapa sawit bisa beralih menggunakan minyak goreng kelapa murni. Harga yang dibanderol oleh Nanik per liternya sebesar Rp45.000, namun Nanik akan menjualnya per 250gram agar terjangkau oleh warga sekitar.
Tak menjadikan alasan langkanya minyak goreng untuk Nanik. Ide kreatifnya berhasil menyulap kelapa tua menjadi minyak kelapa murni yang bernilai tinggi.