SMK Bina Karya Pacitan
Halo Pendidikan

Murid Perempuan di SMK Bina Karya Pacitan Hanya Bayar Separuh Biaya Pendidikan

  • Untuk menarik minat perempuan masuk ke SMK Bina Karya Pacitan yang selama ini identik dengan laki-laki, pihak sekolah menawarkan hal yang cukup menarik.

Halo Pendidikan
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Pacitan—Bagi murid perempuan, sekolah hanya akan mengenakan biaya separuh dari yang harus dibayarkan murid laki-laki.

"Berbagai cara dilakukan [untuk menarik minat perempuan] semisal dalam pembayaran kalau siswa laki-laki bayar full, tetapi kalau perempuan hanya separuh, jadi diberi prioritas tersendiri dan ada bantuan lainnya,"  kata Ngungrum Silawati, salah satu guru pembimbing di SMK Bina Karya.

Hal itu dibenarkan Veri Setiawan, Kepala Tata Usaha SMA Bina Karya.  "Hanya membayar separuh biaya komite, bebas biaya pendaftaran, gratis beberapa seragam dan lainnya," katanya kepada Halopacitan Rabu (15/08/2018).

Menurut Ngungrum, minat perempuan untuk masuk ke SMK memang sudah mulai meningkat, tetapi jumlahnya belum seimbang dengan murid laki-laki. Dia mengatakan saat ini SMK Bina Karya secara keseluruhan memiliki 352 murid.

Untuk tahun ajaran ini, hanya ada empat siswi yang mendaftar. Jumlah ini turun dibandingkan tahun 2015/2016 di mana ada 12 siswi yang mendaftar dan pada 2017/2018 ada enam siswi.

"Tahun ini menurun, hanya empat siswi saja, kalau tahun pelajaran 2015/2016 ada sekitar 12 siswi dan tahun pelajaran 2017/2018 ada enam siswi," imbuhnya.

Siswi yang masuk juga memilih jurusan yang selama ini lebih identik dengan dunia pria seperti teknik mesin, teknik sepeda motor bahkan teknik mesin bubut.

Menurut Veri siswi yang memilih jurusan tehnik mesin sebenarnya sudah diarahkan ke jurusan lainnya seperti teknik komputer jaringan (TKJ),  tetapi mereka tetap tidak mau dan pihak sekolah pun juga tidak melarang karena sudah menjadi pilihannya.

"Siswi sudah diarahkan, tapi mintanya di mesin ya mesin, kemungkinan dari keluarganya punya perusahaan mesin atau bagaimana, kemudian diakomodir untuk ambil jurusan mesin dan itu hanya kemungkinan saja," imbunya.

Meski mendapat perlakuan berbeda dalam pembayaran, sistem pembelajaran bagi siswi di SMK tidak dibedakan. Mereka tetap harus melakukan praktik sama dengan murid laki-laki. Tidak peduli tangan dan wajah mereka penuh dengan oli.

"Mereka tidak minder, dan mereka pun bergaul dengan teman-temannya yang lelaki seperti siswa lainnya pada umumnya, dalam arti sama-sama saling menghormati," ungkap Ngungrum.

Irawati Via Agustian adalah salah satunya murid perempuan di di SMK Bina Karya Pacitan. Gadis yang duduk di kelas XII tersebut bahkan memilih jurusan teknik bubut.

Keputusannya untuk memilih SMK karena remaja yang lahir pada 24 Agustus 2000 ini, berencana ingin langsung bekerja agar bisa segera membantu orang tua. "Kalau nanti sudah bekerja dan punya uang sendiri jika ingin melanjutkan sekolah bisa biaya sendiri," terang Ira.  (Sigit Dedy Wijaya)