Petani Dusun Ngesong dengan hasil panennya yang berhasil diselamatkan dari serangan monyet dan babi hutan
Halo Berita

Nasib Apes Petani Ngesong, Siang Dijarah Monyet, Malam Dirampok Babi Hutan

  • Apes. Mungkin itu gambaran yang dialami petani di Dusun Ngesong Desa Gegeran, Kecamatan Arjosari, Pacitan. Mereka bingung karena jika siang tanaman mereka dijarah monyet, sementara saat malam datang, giliran babi hutan datang merampok.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Arjosari—Usup (45) Warga RT 3 RW 3 Dusun Ngesong Desa Gegeran tak kuasa menggambarkan situasi yang sedang dia alami. Sebagai petani kecil, dirinya harus menjaga mati-matian tanamannya agar tidak dijarah monyet dan babi hutan.

“Kami hanya petani kecil, hasil panen kami sedikit, tetapi monyet dan babi hutan terus menyerang ke kebun kami,” katanya dengan nada mengeluh.

Monyet dan babi hutan yang hidup di hutan dekat desa tersebut tidak pandang bulu dalam menjarah tanaman petani. Jagung, kacang, singkong hingga padi semua mereka jarah.

"Kalau siang itu yang menyerang kebun kami monyet tapi malam babi hutan. Kami pun juga sudah memikirkan segala cara, namun belum ada hasil yang maksimal,” katanya kepada Halopacitan Sabtu (10/02/2018).

Paitun, (58) warga lainnya mengatakan nasib buruk yang dia alami. Saat ke ladang, bukannya gembira melihat tanaman miliknya, tetapi justru pusing tujuh keliling.

Kula niku munyeng mas yen ningali wana, niki malah mboten saget panen,kalah kalih kethek [saya pusing kalau melihat kebun, ini malah enggak bisa panen, kalah sama monyet]” katanya.

Kebun singkon di Dusun Ngesong Desa Gegeran, Kecamatan Arjosari, Pacitan/Sigit Dedy Wijaya

Tidak banyak pilihan bati para petani. Harus berjaga 24 jam atau tak bisa panen. "Setiap malam kami juga tidak tidur, saya menunggu di kebun kami, biar panenan kami enggak diserang monyet. Kalau enggak begitu kita tidak bisa panen. Saya berharap ada upaya dari pemerintah daerah untuk permasalahan yang kami alami,” kata Mistam (53),warga lainnya .

Kepala Desa Gegeran Sumarno (66) membenarkan situasi yang dihadapi warganya. "Apa yang dirasakan atau dikeluhkan petani di desa kami memang benar, pemerintah desa sudah mengupayakan cara untuk menangani permasalahan itu melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian, namun sampai saat ini belum ada hasil yang maksimal".

"Saya selaku pemangku kepentingan di Desa Gegeran, mengharap kepada instansi terkait di pemerintah daerah, untuk mengupayakan dan penanganannya untuk permasalahan yang dirasakan petani di Desa kami. Agar petani yang ada di Desa kami bisa meningkatkan hasil panennya,” imbuhnya. (Sigit Dedy Wijaya)