
Pakai Kopiah, Hanoman Ikut Takbiran di Arjosari
Hanoman merupakan kera sakti yang menjadi tokoh pewayangan. Pernah melihat tokoh ini tampil menggunakan kopiah? Hanya di Pacitan hal itu terjadi.
Halo Berita
Halopacitan, Arjosari—Sebuah patung sosok putih besar bergerak pelan di diiringi ratusan. Semakin dekat kian jelas bahwa sosok itu adalah seekor kera putih. Segera orang paham bahwa patung itu menggambarkan Begawan Hanoman, penguasa pertapaan Kendalisada.
Tetapi jika dilihat lebih cermat, ada yang sedikit aneh dengan penampilan Hanoman kali ini. Pengawal setia Prabu Rama itu ternyata menggunakan kopiah. Beberapa orang yang menyadari hal itupun tersenyum.

(Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)
Itulah sebagian gambaran dari kreativitas yang ditampilkan dalam lomba takbir yang digelar Pondok Pesantren Tremas, Arjosari Selasa (21/08/2018). Malam takbir menyambut Idul Adha tidak lagi menjadi kegiataan keagamaan, tetapi juga ajang kreativitas dan hiburan untuk masyarakat.
Tidak hanya sosok Hanoman yang ditampilkan. Peserta lain berlomba-lomba menampilkan kreasi masing-masing. Ada yang membuat bentuk truk yang sangat mirip dengan bentuk aslinya. Lalu ada juga yang menampilkan kuda terbang yang cukup indah.
Tak urung, lomba takbir inipun menyedot ribuan masyarakat yang menyemut di sepanjang jalur lomba. Lomba takbir ini digelar Pondok Pesantren Tremas dan diikuti sejumlah masjid. Pondok pesantren Kikil juga terjun untuk unjuk kreativitas mereka.
(Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)
Para peserta yang berasal dari pondok Tremas dan Desa Tremas mengawali perjalanannya dari halaman Masjid Pondok Tremas, kemudian menuju arah Desa Arjosari hingga Desa Gembong dan kembali halaman Masjid Pondok Tremas dengan jarak sekitar 4-5 kilometer pulang pergi.
Sedangkan peserta dari Pondok Kikil Arjosari untuk start dan finish juga dari halaman pondok kikil, sedangkan rute menuju ke arah timur yaitu ke Desa Gembong dengan jarak sekitar tiga kilometer lebih.

(Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)
"Bagus-bagus kreasinya, dan dari tahun ke tahun juga berbeda-beda dan sangat meriah,” kata Agus, warga Desa Pagutan yang menyaksikan lomba tersebut.
(Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)
Tentu saja tidak sekadar menampilkan kreativitas, gemuruh takbir juga terus dikumandangkan dengan indah oleh peserta di sepanjang perjalanan. (Sigit Dedy Wijaya)
