Pakar UGM: New Normal Bukan Temporary Tapi Perubahan Perilaku Yang Berkelanjutan
Halo Berita

Pakar UGM: New Normal Bukan Temporary Tapi Perubahan Perilaku Yang Berkelanjutan

  • Ketidakpastian situasi akibat krisis kesehatan pandemi COVID 19 akan terus berlangsung dan belum tampak ada ujungnya. Sampai sekarang belum ada pemodelan yang d
Halo Berita
Rahmat Deny

Rahmat Deny

Author

Ketidakpastian situasi akibat krisis kesehatan pandemi COVID 19 akan terus berlangsung dan belum tampak ada ujungnya. Sampai sekarang belum ada pemodelan yang dapat melakukan proyeksi kapan pandemi COVID-19 karena interaksi virus dan manusia sangat dinamis. Oleh karena itu ketidakpastian ini membutuhkan strategi untuk mengelola situasi.

 

dr. Riris Andono Ahmad MD, MPH, Ph.D., Dosen FKKMK UGM, dalam Launching dan Webinar Program Konseling Bebas Biaya Tenang Lapang pada Sabtu (21/8) lalu menyampaikan hint pandemi akan berakhir adalah ketika 85% penduduk dunia mendapatkan imunitas yang baik dengan vaksin maupun terinfeksi secara alami. Sebelum kondisi tercapai kita akan mengalami outbreak berulang. 

 

“Saat ini harapannya adalah pandemi bukan selesai, namun pandemi dapat terkendali,” ujar Riris seperti dilansir dari ugm.ac.id Senin (23/8/2021).

  

Lebih lanjut, Riris mengungkapkan hal tersebut sebaiknya dipahami oleh masyarakat.  Mindset pandemi akan berlanjut perlu ditanamkan ke masyarakat. 

 

Riris menuturkan pengubahan mindset dilakukan untuk merubah ekspektasi individu terhadap kondisi pandemi sehingga diharapkan masyarakat dapat menerima keadaan yang terjadi dan tetap mampu untuk berkembang.

 

Selain itu, masyarakat juga perlu untuk terus menimbang perilaku yang dilakukan berbasis manajemen risiko. Dengan hal tersebut masyarakat dapat memahami seberapa tinggi dirinya dapat memberikan risiko terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Ini dapat menjadi upaya pengendalian pandemi COVID-19.

 

“New normal ini bukan temporary tapi perubahan perilaku yang berkelanjutan dan ini merupakan ranah dari teman psikologi untuk meningkatkan resiliensi personal untuk mengatasi ketidakpastian situasi,” lanjut Riris.

sumber: ugm.ac.id

Sementara itu, Dr. Nurlaila Effendy, M.Si dari Kapsigama dalam pemaparannya menjelaskan untuk membangun masyarakat yang resilience dan adaptif diperlukan modal psikologi.

 

“Perubahan mindset, perubahan perilaku, dan terus membangun emosi positif dapat menciptakan rasa optimisme terhadap kondisi COVID-19. Growth mindset sangat diperlukan oleh masyarakat untuk menghadapi kondisi era pandemi sehingga mereka akan tetap mampu berkembang,” papar Laila.