Wahyudi yang menjual jasa penukaran uang baru di Pacitan
Halo Berita

Paling Laku Pecahanan Rp2.000 dan Rp5.000, Warga Pacitan Mulai Cari Uang Baru

  • Meski baru memasuki pertengahan Ramadan, jasa penukaran uang baru di Pacitan mulai bermunculan.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Pacitan—Pantauan Halopacitan, sejumlah orang yang menawarkan penukaran uang baru terlihat di sejumlah tempa  terutama disepanjang Jl A Yani hingga Jl Panglima Sudirman Pacitan

Wahyudi (40), warga Solo, salah satu yang menawarkan jasa penukaran uang baru di Jalan A Yani mengatakan, usaha jasa penukaran uang baru sudah dua tahun di Pacitan,

"Sebelumnya saya jasa penukaran uang di Solo saja, terus sama bos dirolling ke Pacitan dan sudah dua tahun ini," katanya saat ditemui Halopacitan, Rabu (30/05/2018)

Wahyudi mengakui saat ini penukaran uang memang belum seramai tahun lalu. Namun dia yakin semakin mendekati lebaran, akan semakin banyak orang yang mencari uang yang benar-benar masih baru tersebut.

Sudah menjadi tradisi Lebaran, uang baru akan dibagikan kepada anak-anak dan saudara pada hari kemenangan umat muslim nanti.

Para pelaku usaha penukaran uang baru ini buka mulai pagi hingga pukul 22.00 WIB, berbagai uang baru yang disediakan dari pecahan Rp2.000 hingga Rp20.000, ”Yang banyak dicari orang uang baru pecahan Rp2.000 dan Rp5.000,” tambah Wahyudi.

Wahyudi menambahkan dia mendapatkan keuntungan sekitar 10% dari total nilai yang ditukarkan. Namun dari jumlah itu sebagian besar masuk ke bosnya.

"Kami cuma dapat 2 persen dari keuntungan tersebut. Jadi, kalau konsumen menukarkan uang  sebesar Rp100.000 maka total uang yang diberikan sebesar Rp 110.000, itu untuk semua jenis pecahan, " ungkapnya.

Untuk menyakinkan kalau uang baru yang dia bawa adalah asli, dia minta kepada konsumen untuk memeriksa dulu.

Menurutnya di Pacitan selama ini aman, berbeda di beberapa kota besar seperti Solo yang kerap ada kejadian uang yang ditukarkan adalah palsu atau kecurangan lain.

"Seperti uang palsu yang disisipkan pada uang ratusan, ada juga yang uang pecahan misal Rp2.000 atau Rp5.000  yang juga disisipkan ke dalam pecahan ratusan, tapi yang paling banyak uang palsu, dan pelakunya paling dua tiga hari sudah bisa kami tangkap, karena kami ada grup dan ada kelompok dan setiap daerah juga ada, jadi mudah untuk mencarinya, dan hanya kami suruh untuk mengembalikan, kalau tidak ya terpaksa kami laporkan,"terangnya.

Senada, Agus (27) warga Solo yang juga menjual jasa penukaran lainnya mengaku kalau awal-awal buka ini peminat masih sepi, berbeda dengan dua tiga tahun lalu,

"Tahun lalu mulai buka itu minim sehari ada lima hingga tujuh orang yang menukar uang, tapi tahun ini sejak beberapa hari lalu buka sehari tiga orang saja enggak sampai, kemungkinan ini kan masih tanggal tua jadi karyawan belum pada gajian, mungkin dua tiga hari kedepan akan mulai ramai, dan nanti puncaknya pada H-1, "katanya. (Sigit Dedy Wijaya)