Latif (62) penjual VCD di Jl Panglima Besar Jendral Sudirman Baleharjo Pacitan
Halo Budaya

Penjual VCD, Riwayatmu Kini

  • Perkembangan teknologi kerap membuat teknologi sebelumnya segera usang dan tersingkir. Salah satu yang benar-benar merasakan efeknya adalah kepingan VCD atau Video Compact Disc yang pernah jaya di era tahun 2000an.

Halo Budaya
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Pacitan—Di era 2000an, kepingan VCD atau DVD masih banyak dicari bagi para penyuka musik maupun film dari berbagai kalangan. Akibatnya, penjual VCD bajakan pun merebak di berbagai tempat, termasuk di Pacitan.

Namun teknologi berubah dengan cepat. Flashdisk mungil menggantikan kepingan VCD untuk menyimpan lagu ataupun film. Bahkan kapasitas simpannya jauh lebih besar, serta bisa dimainkan di berbagai platform baik komputer, ponsel maupun televisi.

Dengan cepat penjual VCD pun gulung tikar. Di Pacitan, hanya tersisa segelintir orang yang masih bertahan untuk menjual VCD, karena sebagian diantaranya telah beralih haluan ke bidang usaha lain.

Latif (62), salah satu pelaku usaha kepingan CD dan VCD yang masih bertahan mengatakan sekitar 10 tahun lalu, penjualan benar-benar ramai.

"Walau sudah sepi peminatnya tapi ya ada yang beli setiap harinya. Kalau dibanding 10 tahun lalu sangat jauh perbedaannya," kata Latif kepada Halopacitan.com Kamis (24/05/2018)

Dia menggelar dagangannya sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 21.00 malam yang bertempat di Jl Panglima Jendral Sudirman Baleharjo atau di sebelah timur Kantor Dinas Koperasi dan Usaha Mikro.

VCD berbagai jenis dari pop, religi, lagu anak, film kartun, dangdut hingga campur sari dia jual dengan harga kisaran Rp10.000 sampai Rp15.000 per kepingnya. “Tetapi orang yang membeli kadang masih menawar," tambahnya

Dia mengatakan saat ini bisa menjual 10 keping VCD setiap harinya sudah bagus. "Tidak mesti, kadang enggak sampai 10 keping per hari, kadang ya sampai, bahkan sering juga sehari engak terual satupun."

Menurut laki-laki paruh baya itu di Pacitan hanya tinggal dua orang saja pelaku usaha tersebut, dikarenakan tak ada pilihan lain.

"Setahu saya yang masih jualan VCD tinggal saya dan teman saya di seberang jalan depan swalayan. Kalau mau usaha lainnya modal juga tak ada, cuma sekalian ini jualan bahan bakar minyak (BBM) eceran buat tambah-tambah pemasukan saja, tetapi hanya beberapa liter saja," ujarnya

Ia pun mengakui karena perkembangan teknologi yang sudah semakin maju memang ada yang berangsur-angsur ditinggalkan dan juga tersingkir.

"Seperti kaset pita di era 80-90 an itu pernah jaya tapi juga tersisih adanya VCD dan DVD, anak yang lahir di tahun 2010 ke sini itu banyak yang tidak tahu kaset pita itu apa," imbuhnya. (Sigit Dedy Wijaya)