SDN Bubakan 2 Kecamatan Tulakan sedang bermain gobak sodor
Halo Pendidikan

Permainan Tradisional Itu Lebih Asyik dan Menyehatkan, Ayo Kita Jaga

  • Indonesia kaya akan permainan anak tradisional. Tetapi seperti tradisi yang lain, permainan masa lalu ini semakin hari semakin tidak lagi terlihat.

Halo Pendidikan
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Pacitan— Beberapa anak terlihat berkonsentrasi penuh. Ada kelompok yang mencoba menembus pertahanan, sementara yang lain dengan waspada menjaga garis pertahannya. Butuh taktik, keberanian, dan kerja sama dengan teman satu timnya untuk bisa melintas garis yang dijaga lawan.

Mereka yang bisa lolos melintas garis akan tertawa gembira. Sebaliknya jika sang penjaga garis berhasil menyentuh lawannya, maka dia layak untuk berbangga.

Itulah gambaran yang terlihat di SDN Bubakan 2 Kecamatan Tulakan. Para bocah itu sedang memainkan gobak sodor. Sebuah permainan tua yang semakin tidak dikenal oleh anak-anak zaman sekarang.

“Lumayan capek, tetapi permainannya sangat menyenangkan,” kata Najwa Aqila Aulia Nafizah, salah satu siswi kelas II di SDN Bubakan 2 sambil mengusap keringat di wajahnya.

Gobak sodor menjadi satu dari sekian banyak permainan tradisional Indonesia. Banyak yang lain. Sebut saja bentengan, jaring ikan, petak umpet, jamuran, basbasan dan sebagainya. Pada masa lalu, permainan-permainan ini begitu terkenal di kalangan anak-anak.

Tetapi era berubah. Anak-anak sekarang lebih menyukai games di komputer atau gadget atau melihat televisi. Maka seiring waktu permainan tradisional ini semakin sepi peminat. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan lenyap dari peradaban.

SDN Bubakan 2 Kecamatan Tulakan mencoba untuk mempertahankan permainan semacam ini. Salah satu alasannya, permainan tradisional memiliki banyak keunggulan dibandingkan games di komputer atau telepon pintar.

Hampir semua permainan tradisional selalu dilakukan secara kelompok. Hal ini akan melatih anak untuk bisa membangun kerjasama, toleransi dan disiplin pada aturan. Berbeda dengan games komputer yang hanya dimainkan sendirian dan interaksi lebih banyak dilakukan dengan benda mati.

Hal lain adalah, permainan tradisional memaksa anak untuk bergerak secara aktif. "Permainan tradisional penting untuk dilestarikan guna melatih sensoris, motorik anak, juga dapat meningkatkan aktivitas fisik anak.  Banyak sebenarnya manfaat dari permainan tradisional ini, secara tidak langsung sangat mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan anak,"ujar Pungky Wahyu Bastian, S.Pd, GTT olahraga di SDN Bubakan 2 Kecamatan Tulakan kepada Halopacitan Jumat (06/03/2018)

Dia mencontohkan permainan petak umpet, betengan dan gobak sodor. Permainan ini melatih indra, dan membentuk otot-otot anak. “Saat bersamaan juga dapat melatih skill anak seperti kepekaan melihat orang lain, membuat strategi untuk diri sendiri dan melakukan pemecahan masalah sederhana," tambahnya.

Hal ini sangat kontras dengan games komputer yang menjadikan anak kurang bergerak hingga kesehatannya pun bisa terganggu.

Najwa Aqila Aulia Nafizah mengaku, masih sering bermain gobak sodor sodor di rumah bersama teman-teman, bahkan kadang setiap jam istirahat juga bermain permainan tradisional ini.

Beruntunglah masih ada yang memainkan permainan tradisional ini, meski butuh perhatian dan kepedulian yang lebih besar agar salah satu kekayaan budaya dan intelektual nenek moyang negeri ini tidak punah.   (Sigit Dedy Wijaya)