Halopacitan, Pacitan—Ponpes Al Anwar yang beralamatkan di Jalan K.H. Hasyim Asy’ari No. 41, Bubakan, Kelurahan Ploso, Kabupaten Pacitan ini sangat dekat dengan jantung kota dan hanya berjarak sekitar 2,5 kilometer.
Abdul Manan Anwar (59) Pimpinan Ponpes Al Anwar mengatakan, pondok ini tidak berdiri secara tiba-tiba, namun layaknya seperti pesantren-pesatren salaf dulu, berawal dari rumah seorang kiai yang menampung anak-anak untuk mengaji.
"Lama-kelamaan semakin banyak anak yang datang, sehingga tidak mampu untuk menampung, maka ada inisiatif dari pengasuh pesantren ini untuk mendirikan bangunan untuk menampung anak-anak yang sekiranya tidak mampu ditampung di musala atau ndalem [rumah] pimpinan pondok," ujarnya kepada Halopacitan, Jumat (07/08/2018) lalu.
Abdul Manan Anwar menceritakan, pendiri pesantren Al Anwar ini adalah KH. Khariri Anwar yang merupakan alumni dari sejumlah pondok terkemuka di pulau Jawa seperti Pondok Tremas, Pondok Krapyak Yoyakarta, dan Ponpes Lirboyo Kediri.
Dari berbagai pesantren di mana ia menimba ilmu, KH. Khariri Anwar yang merupakan kakak kandung dari Abdul Manan Anwar, mempunyai kemauan yang sangat tinggi agar pesantren Al Anwar ini tidak hanya mempelajari ilmu agama saja, sebagai penyeimbang untuk diberikan ilmu umum, meskipun sangat terbatas.
"Dulu, beliau kalau mengajarkan Alquran itu memakai metode Krapyak. Jadi waktu mengajarkan bacaan surat Al Fatihah itu dulu sampai berbulan-bulan, hingga betul-betul fasih, sekiranya sudah fasih baru dilanjutkan ke juz Amma [juz terakhir] dan juz awal, tetapi jika belum ya masih terus mempelajari itu hingga menurut beliau fasih, bahkan ia tidak segan-segan melatih disiplin, kesabaran, ketabahan. Bagi anak yang tidak tahan ya keluar dan bagi anak yang bertahan, alhamdulillah banyak alumni yang bermanfaat di masyarakat," ungkap Abdul Manan.
Hingga saat ini, lanjut adik kandung pendiri pesantren tersebut, sistem pendidikan yang diberikan di pesantren modern Al Anwar berkiblat pada Pondok Modern Gontor yang lebih dulu sebagai pondok modern awal di Indonesia.
"Hanya sistemnya saja mengadopsi ke pondok salaf dan pondok modern, dalam hal ini dari Pondok Gontor, sehingga anak-anak di sini juga diajarkan bagaimana berbahasa Arab dan bahasa Inggris untuk keseharian dan bukan hanya tulis saja. Walaupun masih terbatas namun tetap kita dorong anak-anak agar bisa bercakap dua bahasa itu," jelasnya.
Adapun santriwan maupun santriwati yang ada di pesantren modern Al Anwar ini ada sekitar 200an lebih, dan tidak hanya dari Kabupaten Pacitan saja, akan tetapi santri dari luar daerah pun juga ada seperti dari Sumatra, Jabar, Jakarta, Ponorogo, Blitar, Surabaya, Jember, Wonogiri.
"Bahkan yang mualaf ada dari NTT kebetulan simbahnya orang sini, sekarang kelas dua MTs. Kalau gurunya sekitar 40an salah satunya ada alumni Gontor mengajar di sini," katanya.
Terkait biaya yang harus dikeluarkan oleh santri dalam srtiap bulannya, pihaknya belum membeberkan secara rinci. Menurutnya, di pesantren ini cukup terjangkau dari semua kalangan. "Di sini bukan termurah, tapi terjangkau untuk para santri," imbuh Abdul Manan singkat.
Menurut data dari PD Pontren Kantor Kemenag Pacitan, Pesantren Modern Al Anwar ini berdiri pada tahun 1981, dengan tanggal izin operasional pada 16 Oktober 2006 dan dengan nama yayasan Wakaf Al-Anwar.