Halopacitan, Nawangan— Kambing-kambing yang dikumpulkan terlihat begitu istimewa. Tubuhnya yang rata-rata tinggi besar secara jelas membedakan bahwa mereka bukan dari jenis kambing yang biasa dijumpai atau yang kerap disebut kambing kacang. Kulit dominan putih di tubuh dan kepala hitam, bulu lebat, telinga panjang, menjadi ciri khas binatang tersebut.
Mereka juga tampak diperlakukan secara istimewa. Terlihat dari bulu mereka yang terlihat bersih dan tersisir rapi yang menunjukkan mereka mendapatkan perlakukan khusus dari pemiliknya. Ratusan orang pun datang untuk melihat kambing-kambing istimewa tersebut. Tak terkecuali Indartato, orang nomor satu di Pacitan.
Sekitar 200 kambing dari berbagai kecamatan di Pacitan tersebut sedang adu gagah dan adu cantik untuk menjadi yang terbaik dalam Kontes Kambing PE Bupati Cup 2018.
"Karena penggemar kambing PE ini terwadahi dan semoga membawa berkah kepada mereka sekaligus menghibur masyarakat serta untuk meningkatkan daging dan susu yang ada di kabupaten Pacitan," kata Bupati Pacitan Indartato seusai pembukaan kontes kambing tersebut.
Kambing PE atau Peternakan Etawa memang dikenal sebagai kambing yang cukup istimewa. Tidak hanya badannya yang besar, kambing ini juga memproduksi susu yang cukup tinggi. Di pasaran, harga susu kambing PE dikenal cukup tinggi. Kambing PE yang berkualitas harganya bisa mencapai puluhan juga rupiah.
Bentuk khas peranakan etawa didapat karena kambing ini merupakan hasil perkawinan silang antara kambing Jamnapari dari india dengan kambing lokal Indonesia. Umumnya kambing etawa memiliki postur yang lebih besar dan telinga yang panjang.
Bentuknya yang besar juga menjadikan kambing PE banyak dijadikan kelangenan atau hewan hobi hingga akhirnya dibuka kontes untuk mencari yang terbaik.
Ada dua kategori dari kontes ini. Pertama adalah kategori ekstrem, di mana kambing yang paling besar akan menjadi juara. Tentu saja tidak hanya besar, tetapi juga sehat.
Kategori kedua lebih rumit lagi atau yang disebut sebagai Kontes PE Kaligesing. Di kategori ini, besar badan tidak menentukan. Tetapi bagaimana komposisi tubuh kambing dari kepala, kaki, telinga hingga bulu dinilai.
“Sebenarnya penilaiannya seperti pedagang kambing, mulai dari bentuk kaki, ekor, bulu, namun lebih spesifik penilaian pada kontes PE Kaligesing, mulai dari bentuk kepala yang cenderung cembung, kemudian telinga yang menjuntai panjang melipat lurus, pola warna dan juga postur," kata Musaidi Sabana, Ketua Panitia kontes kambing PE Bupati Cup 2018.
Musaidi mengatakan ide awal kontes kambing PE ini berawal dari melihat potensi dari segi ekonominya yang cukup bagus.
Menurutnya, kontes ini diadakan sebagai pemicu peternak kambing PE untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kambing. Sehingga secara umum, akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat terutama para peternak itu sendiri.
''Kontes kambing ini adalah pesta dari para peternak, untuk memotivasi para peternak berkumpul, sehingga bisa mengangkat potensi yang ada," ujarnya
Di Pacitan, lanjut Musa, kontes kambing PE ini sudah lima tahun ini digelar yang dimulai dengan kegiatan-kegiatan lokal dan latihan-latihan bersama. "Pesertanya kali ini hampir 200, padahal target kemarin cuma sekitar 150 peserta, bahkan yang dari Kecamatan Sudimoro pun juga hadir," kata Musa. (Sigit Dedy Wijaya)