Ilustrasi: UNESCO Creative Cities of Literature, Youtube.com
Halo Berita

“Reconnecting People” Tema Hari Puisi Sedunia 2021

  • Hari ini, 21 Maret diperingati sebagai Hari Puisi Sedunia. Diadakan setiap tahun pada tanggal 21 Maret, Hari Puisi Sedunia dirayakan sebagai salah satu bentuk ekspresi dan identitas budaya dan bahasa yang paling berharga bagi umat manusia.

Halo Berita
SP

SP

Author

Hari ini, 21 Maret diperingati sebagai Hari Puisi Sedunia. Diadakan setiap tahun pada tanggal 21 Maret, Hari Puisi Sedunia dirayakan sebagai salah satu bentuk ekspresi dan identitas budaya dan bahasa yang paling berharga bagi umat manusia.

 

Hari Puisi Sedunia adalah kesempatan untuk menghormati penyair, menghidupkan kembali tradisi lisan pembacaan puisi, mempromosikan pembacaan, penulisan dan pengajaran puisi, mendorong konvergensi antara puisi dan seni lain seperti teater, tari, musik dan seni lukis, serta meningkatkan visibilitas puisi. puisi di media.

 

Pada Hari Puisi Sedunia, UNICEF mengambil tema Puisi untuk Perdamaian, Kaum muda yang hidup dalam konflik menggunakan puisi untuk mengungkapkan harapan mereka akan masa depan yang lebih damai, seperti dikutip dari laman UNICEF.

 

UNICEF mengajak kaum muda untuk menyalurkannya lewat puisi tentang bagaimana masa depan yang lebih baik bagi anak muda yang hidup setiap hari di tengah kekerasan, ketidakpastian, dan pengungsian. Apa arti perdamaian bagi seorang anak yang tumbuh dengan sedikit pengalaman. Dengan Puisi untuk Perdamaian, UNICEF memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menjelaskan dengan kata-kata mereka sendiri.

 

Sementara itu, sebagai bagian dari perayaan Hari Puisi Sedunia tahun 2021, UNESCO Creative Cities of Literature, yang dikoordinasikan oleh kota Granada (Spanyol), akan mengadakan perayaan bersama bertema “Reconnecting People”, seperti dikutip dari laman UNESCO.

 

Menyadari kemampuan unik puisi untuk menangkap semangat kreatif orang-orang di seluruh dunia, perayaan tahun ini menggemakan tujuan dari UNESCO Creative Cities of Literature dan menumbuhkan sinergi antara sastra dan bidang seni lainnya.

 

Melalui perayaan ini, kota-kota di seluruh dunia menghormati penyair lokalnya, mempromosikan membaca, menulis, dan mengajar puisi, serta meningkatkan kesadaran tentang kekuatan sastra dan puisi untuk masyarakat yang berkelanjutan dan inklusif.

 

UNESCO Creative Cities of Literature telah menunjukkan daya cipta dan kreativitas mereka dalam menyelenggarakan acara dan kegiatan kolaboratif dan individu. Para anggotanya mendukung dan menawarkan visibilitas kepada bakat sastra lokalnya sambil berbagi pesan solidaritas, harapan, dan ketahanan kepada penduduknya di tengah pandemi saat ini.

 

Berbagai prakarsa perayaan Hari Puisi Sedunia 2021 yang dilakukan oleh UNESCO Creative Cities of Literature diantaranya sebagai berikut.

 

Granada, Spanyol, selain mengkoordinasikan perayaan Kota Kreatif Sastra UNESCO pada Hari Puisi Sedunia 2021, Granada juga akan menyelenggarakan acara publik luar ruangan dengan lebih dari 50 penyair lokal membacakan karya sastra mereka, sejalan dengan tema “Reconnecting People” sekaligus disiarkan langsung di Saluran YouTube kota. Acara paralel juga akan diadakan di Universitas Granada, bertajuk "Puisi Granada Slam", mengundang 10 penyair untuk mempresentasikan karya sastra mereka kepada penonton secara langsung

 

Bucheon, Republik Korea, dari tanggal 15 hingga 21 Maret, Bucheon akan menyelenggarakan "Pekan Terapi Puisi" yang menampilkan 7 puisi dari 7 penyair wanita lokal, terkait dengan tema "Menghubungkan Kembali Orang". Inisiatif ini bermaksud untuk memanfaatkan puisi sebagai kekuatan  selama isolasi yang disebabkan oleh pandemi saat ini.

 

Milan Itali, proyek kota “Poeti in parallel - Poetas en paralelo” (Penyair secara paralel) akan mengumpulkan lebih dari 60 penyair dari berbagai latar belakang dan kelompok umur dari Kuba, Italia dan Spanyol. Para penyair akan dipasangkan untuk menawarkan bacaan dari satu puisi masing-masing, dalam bahasa ibu mereka. Bacaan tersebut dipadukan dengan proyeksi gambar atau video art yang terinspirasi dari ciri khas karya masing-masing pengarang, sehingga tercipta kumpulan video puisi.

 

Sebagai informasi, UNESCO pertama kali mengadopsi 21 Maret sebagai Hari Puisi Dunia selama Konferensi Umum ke-30 di Paris pada 1999, dengan tujuan mendukung keragaman bahasa melalui ekspresi puitis dan meningkatkan kesempatan bahasa yang terancam punah untuk didengar.