Resto Abuteke Steak, Buah Manis dari Perjuangan dan Kegagalan

Kamis, 25 Agustus 2022 11:29 WIB

Penulis:Dias Lusiamala

mas aan.jpg
Muhammad Anshari (kiri) Resto Abuteke (Ist)

PACITAN – Resto Abuteke Steak menjadi salah satu tujuan banyak orang Pacitan untuk menikmati kuliner. Dan butuh perjuangan dari seorang Muhammad Anshari untuk membangunnya.

Muhamad Anshari menceritakan bagaimana jatuh bangunnya dia memulai usaha. Dia melakukan dengan modal keyakinan karena sebelumnya tidak punya pengalaman bisnis. Sebelum menjadi pengusaha,  Aan sapaan akrabnya, pernah bekerja di bidang pertambangan dan perminyakan.

“Saya aslinya orang Bima kemudian istri saya orang Ploso, Pacitan. Dulu awalnya saya ditugaskan dinas ke berbagai kota di Indonesia hingga ke luar negeri. Kemudian saya berfikir sampai kapan nih kerja keliling terus, mikir anak istri juga. Kemudian saya coba-coba dulu beberapa bisnis dulu waktu awal,” kata Aan , Rabu (24/08/2022).

Awalnya Aan berbisnis fashion, namun tak bertahan lama hingga akhirnya memutuskan untuk membuka bisnis kuliner yang saat ini ia jalankan. Resto Abuteke Steak ini berlokasi di Jalan HOS Cokroaminoto No.10 Krajan, Pacitan. Sudah beroperasi sejak tahun 2018.

Yang membedakan bisnis Aan yang dulu dan sekarang adalah dalam memilih mentor untuk belajar. Saat Aan gagal menjalankan bisnis pertamanya, ia langsung dengan sigap bebenah untuk mencari mentor yang bisa membimbing bisnisnya. Bahkan Aan harus belajar ke Solo pada waktu itu untuk bisa mendapatkan ilmu bisnis kuliner. 

“Jadi waktu itu saya ikut komunitas TDA (Tangan di Atas), komunitas ini merupakan komunitas bisnis yang mewadahi siapa saja yang mau belajar bisnis. Nah, pada saat itu tempat belajarnya ada di SFA Steak solo, saya belajar langsung dengan Mas Didi dulunya beliau manager di SFA Steak,” katanya

Dari mentornya itu Aan  banyak belajar. Bagaimana cara membuka bisnis kuliner dari awal, langkah-langkahnya apa dulu, cara memanage operasionalnya seperti apa, rekrutmen timnya seperti apa dan sebagainya.

Aan kemudian mulai mencoba cara-cara yang diberikan oleh mentornya untuk dipraktikkan. Tidak bisa dipungkiri bahwa Aan juga pernah mengalami yang namanya momen-momen sulit seperti saat corona. Namun, walaupun kondisi sulit pun Aan malah mengratiskan produknya.

“Iya dulu waktu corona, jaman isoman. Kami di Abuteke membagikan makan gratis untuk yang isoman. Prinsip saya walau kondisi sulit pun tetap diniatkan untuk berbuat baik,” kata Aan.

Aan juga mengatakan bahwa tidak ada resep rahasia untuk usahanya. Aan hanya melakukan managemen resto yang baik dan banyak-banyak berbagi. Aan bersyukur hingga kini telah ada kurang lebih 10 karyawan yang bisa ia berdayakan.