Peternak sapi perah di Dusun Kali Gondang Desa Gemaharjo Kecamatan Tegalombo, Pacitan
Halo Berita

Sapi Perah, Hidup Baru Warga Dusun Kali Gondang

  • Warga di RT 05 RW 20 Dusun Kali Gondang Desa Gemaharjo Kecamatan Tegalombo, Pacitan, kini menggeluti usaha ternak sapi perah. Harapan tentang hidup yang lebih baik pun kini terbentang di depan mata.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Tegalombo--Nanang Kurniawan, (38) salah satu warga Kali Gondang yang juga menjadi peternak sapi perah memaparkan dia memberanikan diri menggeluti dunia baru ini mulai 2014 akhir.

Berawal dengan membentuk Kelompok Gemah Ripah 7, yang beranggotakan 23 orang, mereka mendapat modal dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pacitan sebanyak 15 ekor sapi perah. Untuk menambah modal, anggota melakukan dengan cara swadaya.

Pada awal tahun 2015 dari 15 ekor sapi tersebut sudah mampu mendapat 12 liter susu perhari. Kondisi terus berkembang hingga saat ini  dengan bantuan terakhir di tahun 2017  mereka mendapat lagi 16 ekor sapi perah menjadikan total 75 ekor sapi mereka miliki baik sapi indukan, dara dan anakan. Dalam satu bulan produksi susu rata-rata mencapai 4,2 ton. U

“Penjualan susu sapi perah sekarang lebih gampang, yang dulu harus dititipkan dan menunggu susu terkumpul banyak baru disetor, sekarang PT Nestle mau mengambil susu perah dua hari sekali ketempat peternak langsung,” jelasnya saat ditemui Halopacitan Rabu (10/01/2018)

Akhirnya petani memberanikan diri untuk menerjuni usaha ini lebih serius. Mereka memilih mengubah lahan pertanian  menjadi kebun rumput. Sekitar 17 kepala keluarga dalam 1,5 tahun terakhir ini saja sudah memutuskan untuk beralih profesi.

Kelompok ini juga telah berhasil mendapat sejumlah prestasi. Dengan sapi perah, Desa Gemaharjo menjadi juara I desa unggulan tingkat Kabupaten Pacitan dan Provinsi Jawa Timur serta juara II tingkat nasional. 

Sunyoto, peternak sapi yang lain menuturkan dulunya dia adalah buruh tani, yang kemudian memberanikan diri meminjam sapi atau gaduh sapi dengan sistem bagi hasil, 50% -50% dengan pemilik. Kini dia memiliki sapi sendiri dan memberikan penghasilan yang cukup baik.

“Awalnya menggaduh dua sapi sekarang saya sudah punya empat sapi sendiri. Dari usaha ini saya sudah mampu membeli tanah sawah seharga 17 juta hanya dalam dalam kurun waktu 1,5 tahun,” kata Sunyoto dengan gembira. (Erick Arkhan)