Sedang Merebak, Yuk Kenali Gejala Chikungunya dan DBD

Rabu, 08 Desember 2021 11:14 WIB

Penulis:Amirudin Zuhri

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji memimpin gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah (Gertak PSN-DBD) di Desa Jatimalang Kecamatan Arjosari pada Selasa (07/12/2021).
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji memimpin gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah (Gertak PSN-DBD) di Desa Jatimalang Kecamatan Arjosari pada Selasa (07/12/2021). (Humas Pemkab Pacitan)

PACITAN- Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang merebak di Pacitan. Warga diminta untuk waspada dan terus melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk sebagai sumber penyakit tersebut.

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji memimpin gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah (Gertak PSN-DBD) di Desa Jatimalang Kecamatan Arjosari pada Selasa (07/12/2021).  

Tidak hanya melakukan gerakan 3M (menguras, menutup dan mengubur) tempat tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, Aji didampingi Kadinkes Pacitan Hendra Purwaka juga melakukan pengamatan jentik dan pengasapan nyamuk dewasa (Foging). Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi dan mewaspadai peningkatan kasus DBD serta mencegah terjadinya kejadian luar biasa (KLB) di Kabupaten Pacitan.

“Kita perlu waspada dengan adanya kasus DBD di Pacitan meskipun ini periodik karena setiap tahun pasti ada ketika memasuki musim penghujan,” ungkap Bupati.

Selain DBD sejumlah warga juga diduga menderita Chikungunya. Keduanya sama-sama disebabkan virus akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Gejalanya hampir mirip dan biasanya masyarakat lebih familiar dengan DBD.

“Virus penyebabnya berbeda, DBD dari virus Dengue, kalau Chikungunya dari virus chikungunya. Gejalanya hampir sama, pasien mengalami demam, nyeri sendi, nyeri mata, dan ruam. Gejala DBD lebih ke gejala perdarahan, sedangkan chikungunya lebih ke otot dan persendian,” jelas dr. Joko Prianto, Sp.PD., RSUD dr. Darsono Senin (06/12/2021).

Sementara jumlah pasien dirawat di RSUD dr. Darsono dengan kasus DBD yaitu 45 kasus di bulan November dan 7 kasus di bulan Desember, sementara belum ada kasus untuk Chikungunya.

Tanda bahaya DBD perlu diperhatikan seperti gusi berdarah, muntah darah, sampai pasien tidak sadar. DBD bisa berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius jika tidak segera ditangani. “Waspadai gejala-gejala yang timbul, sebagai penanganan pertama gunakan obat-obatan yang sementara bebas dijual di apotik, jika tidak membaik segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat, bisa ke puskesmas dan rumah sakit,” lanjut Joko.