Tumpeng diarak untuk kemudian dilarung ke laut
Halo Wisata

Sedekah Laut,  Bersyukur Pada Tuhan, Berterimakasih Pada Alam

  • Tanggal 1 Muharam atau masyarakat Jawa juga mengenal sebagai 1 Suro merupakan momentum penting. Tanggal pergantian tahun ini dijadikan saat untuk bersyukur atas waktu yang telah dilewati dan bersiap menyambut saat yang segera tiba.

Halo Wisata
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Pacitan—Karena memiliki nilai tersendiri, berbagai masyarakat Jawa juga punya cara-cara berbeda untuk menyambut datangnya tahun baru tersebut. Salah satunya yang dilakukan para nelayan Pacitan yang ritual sedekah laut Senin (10/09/2018).

Bertempat di Pelabuhan Perikanan Tamperan Kelurahan Sidoharjo Pacitan, ritual bentuk sedekah digambarkan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat kepada Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rezeki dan berharap di masa depan rezeki tersebut semakin melimpah.

Upacara larung sesaji atau sedekah laut ini adalah melarungkan atau menghanyutkan sesaji yang terbuat dari bebagai hasil bumi seperti buah dan tumpeng besar berukuran setinggi 1 hingga 1,5 meter.

Prosesi sedekah laut dimulai dengan melakukan selamatan, tausiah dan doa-doa. Kemudian, dari panitia membagikan sebanyak 231 ingkung kepada masyarakat setempat dan juga nelayan. Setelah itu, tumpeng besar atau sesaji tersebut diarak mengelilingi jalan sekitar pelabuhan Tamperan sebelum menuju ke perahu yang telah disediakan yang diperkirakan berjarak sekitar 200 meter yang diiringi dengan lantunan salawat Nabi.

Sesampainya di perahu, Tumpeng tersebut kemudian diletakkan di  bagian depan kemudian dibawa hingga ke tengah teluk Pacitan sebelum akhirnya dilepaskan dan dibawa oleh ombak menuju samudra luas.

Masyarakat menikmati ingkung bersama (Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)

Masyarakat sekitar biasanya turut menyertai pelepasan tumpeng di tengah laut dengan menggunakan perahu nelayan yang telah dihias dengan janur dan aksesori lainnya, sehingga membuat prosesi ritual menjadi lebih meriah.

Tradisi ini merupakan bentuk hubungan imbal balik, antara hubungan manusia dengan alam semesta dan hubungan manusia dengan Sang Pencipta serta merupakan bentuk rasa syukur masyarakat nelayan di pesisir pantai selatan, utamanya di Tamperan.

Setiap tahunnya, prosesi sedekah laut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik yang berasal dari daerah sekitar hingga wisatawan yang berasal dari luar daerah. Sehingga pemerintah daerah Pacitan menjadikan ritual sedekah laut ini sebagai salah satu agenda tahunan yang diharapkan dapat meningkatkan kebersamaan dan spirit bagi para nelayan Pacitan sekaligus menarik wisatawan.

"Luar biasa, apa yang dilakukan masing-masing nelayan, hasil yang diperoleh disedekahkan kepada orang lain, ini filosofinya sangat bagus sekali. Dan dari 231 ingkung tadi hanya bentuk keikhlasan atau bentuk rasa syukur karena telah diberi rezeki dari Allah SWT, istilahnya sodaqohan," ujar Bupati  Pacitan Indartato sebelum acara.

Indartato berharap dengan sedekah laut ini bisa membuat kehidupan nelayan ke depan lebih baik. "Ini juga sambil berdoa mudah-mudahan dengan mensyukuri ini, Allah akan memberikan rezeki lebih banyak kepada nelayan, sehingga kehidupan ke depan lebih baik lagi,'' harapnya. (Sigit Dedy Wijaya)