PACITAN- Adelia Sifani dari SDN Gondosari dan Aftanisa Indirani Chifara SMPN 1 Bandar ditetapkan menjadi juara I jenjang SD dan SMP untuk lomba foto dalam rangka Hari Ibu bertemakan "Semua Tentang Ibu" yang digelar Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Pacitan.
Bekerjasama dengan Diskominfo Pacitan sebagai juri, seleksi dari masing-masing kelas menghabiskan waktu hingga 8 jam dari total 3500 peserta lomba yang ditutup pada 18 Desember 2021 tersebut.
Untuk jenjang SD Panji Kafi Al Jawi dari SDN Wiyoto menjadi juara II. Sementara juara III diraih Teresa Oktianasari dari SDN Banjarsari. Sedangkan untuk jenjang SMP juara 2 diraih Sindi Alinsya dari SMPN 3 Sudimoro dan juara 3 Sakhi Juliano Khozin dari SMPN 1 Ngadirejo.
Ardya Rossy, Koordinator Tim Kreatif Dindik mengaku juri benar-benar selektif saat menilai. "Berbagai perdebatan mewarnai proses pemilihan dari 20 besar, 10 hingga juara 1, 2 dan 3," ungkap Rossy usai penjurian Senin (20/12/2021).
Melalui lomba tersebut, Dindik mengaku bahwa kreativitas dan animo peserta patut diacungi jempol, terbukti para siswa mampu menerjemahkan tema menjadi bahasa gambar yang luar biasa.
Lebih dari itu, peserta mampu menyampaikan pesan dari realitas dan keadaan yang peserta alami maupun di sekitar mereka begitu baik, meski sekelas siswa SD dan SMP.
Setidaknya ada tiga aspek yang melandasi penjurian dalam lomba dengan peserta terbanyak sepanjang tahun 2021 di Kabupaten Pacitan tersebut, pertama bagaimana peserta menangkap tema melalui kreativitas, memvisualisasikan sosok ibu dalam berbagai talenta yang dimiliki, dan bagaimana ibu menjadi pahlawan dalam berbagai sendi kehidupan.
"Peserta sangat baik menggambarkan itu," kata Muhammad Budi salah satu juri dari Diskominfo Pacitan di kesempatan yang sama.
Daryono, Kepala Dindik Pacitan yang sempat mengikuti proses penjurian, mengatakan seleksi pemenang menjadi hal yang sangat penting, sehingga pada tahapan 10 besar staf dari Dindik Pacitan akan menghubungi peserta satu per satu. "Kami harus memastikan itu adalah foto mereka sendiri, bukan foto orang lain yang dilombakan," tegas Daryono.
Meski ia mengaku sebagian peserta harus didiskualifikasi lantaran tidak memenuhi syarat lomba. Seharusnya diskualifikasi tidak terjadi ketika guru maupun orang tua membantu peserta untuk memahami persyaratan yang ada. "Foto selfie, digital imaging dan terlambat mengirim jadi faktor utama anak-anak tidak lolos seleksi, ini sangat memprihatinkan," kata Daryono.