JAKARTA - Kabar tidak sedap menerpa PT Shopee Indonesia. Perusahaan e-commerce dari Sea Group Singapura ini dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di sejumlah negara untuk merampingkan biaya operasional.
Dikutip dari DealStreetAsia, Shopee PHK karyawan ini akan berdampak kepada sejumlah karyawan di beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Thailand, dan Vietnam.
Perusahaan kabarnya akan mengirim pemberitahuan via e-mail kepada karyawan-karyawan yang terdampak. Selain karyawan yang bekerja di platform e-commerce Shopee, karyawan-karyawan yang berada di lini bisnis ShopeeFood dan ShopeePay pun akan menghadapi perampingan.
Hingga artikel ini ditulis, belum diketahui berapa jumlah karyawan yang akan terdampak oleh PHK. Yang diketahui sejauh ini adalah pihak Sea Group tidak memberitahukan PHK secara langsung kepada karyawan. Para karyawan yang terdampak hanya diminta untuk menunggu e-mail penghentian mereka dari rumah.
Selain mengurangi karyawan, Shopee juga membekukan perekrutan karyawan baru sementara bisnis Sea Group terus menunjukkan sinyal kenaikan profit secara keseluruhan, dan sebagian besar pendapatan dari cabang game Garena.
Pada kuartal-I 2022, Sea Group mengalami peningkatan 64,4% year-on-year (yoy) untuk pendapatan berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima secara umum (generally accepted accounting principles/GAAP) dengan catatan nilai sebesar US$2,9 miliar atau setara dengan Rp42,548 triliun dalam asumsi kurs Rp14.672 perdolar Amerika Serikat (AS).
Walaupun masih merugi, Shopee mencatat peningkatan volume pesanan di platformnya dengan persentase 71,3% yoy menjadi US$1,9 miliar (Rp27,87 triliun) sementara gross merchandise value (GMV) meningkat 38,7% menjadi US$17,4 miliar (Rp255,3 triliun).
Berbagai kendala makroekonomi disinyalir sebagai alasan Shopee melakukan PHK massal di sejumlah wilayah operasionalnya, di antaranya kenaikan inflasi dan suku bunga yang dapat berdampak negatif kepada sektor ritel dan konsumsi.
Shopee pun tampaknya mengalami kemunduran terkait rencana perusahaan untuk terjun ke pasar Eropa dan Amerika Latin. Selain itu, pada akhir Maret 2022, perusahaan e-commerce ini pun mengakhiri operasinya di India dan menyebabkan PHK kepada sekitar 300 karyawan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 14 Jun 2022