
Siapa Bilang Cari Uang Sulit? Usaha Sederhana Ini Sangat Menjanjikan
Mungkin terlihat sepele, tetapi usaha dengan modal yang tidak terlalu banyak ini bisa mendatangkan pendapatan yang cukup lumayan. Modal paling penting adalah kemauan.
Halo Berita
Halopacitan, Pacitan—Sebenarnya, selama orang mau bekerja, banyak peluang untuk mendapatkan uang. Salah satunya seperti yang dilakukan Sulami warga RT04/RW01, Pucangsewu, Kecamatan Pacitan ini. Wanita berusia 60 tahun ini selama 12 tahun menekuni profesi sebagai penyedia jasa parut kelapa.
Meski upah jasa memarut kelapa hanya Rp1.000 per buah, namun usaha yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari ini tidak pernah sepi. Mengapa? Karena setiap hari selalu dibutuhkan orang, terutama dalam hal masak-memasak atau dalam pembuatan kue. Di sisi lain, orang semakin ingin praktis hingga memilih memarutkan kelapa ke orang lain.
Sejak pukul 05.00 WIB pagi atau setelah subuh, Sulami bergegas mumbuka kios terbuka yang berada di sebelah selatan Jalan Kolonel Sugiono. Bahkan, sebelum dibuka terkadang sudah ada yang antre, karena waktu tersebut banyak ibu-ibu rumah tangga yang membutuhkan parutan kelapa untuk memasak, sebelum melakukan aktivitas lainnya.
Ketika ada pembeli, Sulami pun dengan segera untuk melayani, karena pelayanan yang baik kepada pelanggan merupakan kunci utama dalam hal usaha. Meski usianya tidak muda lagi, ia masih cukup cekatan gerakan tangannya.
Upah Rp1.000 per kelapa juga didapat dengan cepat yakni kurang dari dua menit dengan menggunakan mesin parut sederhana. Dia juga menyediakan kelapa untuk dibeli pelanggan dengan harta sesuai harga pasar.
"Setiap hari saya buka dari jam 05.00 WIB pagi sampai jam 17.00 WIB, alhamdulillah sedikit-sedikit tidak pernah sepi dan cukup untuk kebutuhan, tetapi yang ramai waktu bulan puasa. Kalau hari-hari biasa ya ada saja, tetapi saya tidak pernah hitung ada berapa. Kalau mesinnya ini yang belikan anak saya dulu di Sumatra," ujarnya saat ditemui Halopacitan Sabtu (12/01/2019).
Ia mengatakan bahwa setiap pelanggan permintaannya pun berbeda-beda, selain paling banyak permintaan parutan kelapa untuk memasak, juga beberapa pelanggan ada yang meminta parutan kelapa untuk campuran kue, jadi buah kelapanya bukan yang tua tetapi yang sedang atau lebih muda. Sehingga ia pun selalu menyediakan buah kelapa bermacam-macam, yang diperolehnya dari pedagang setiap harinya.
"Tapi kebanyakan pelanggan tidak bawa dari rumah, tapi dari saya buah kelapanya. Biasanya ada yang pesan satu atau dua kemudian ditinggal ke pasar setelah itu baru diambil, dan ada juga yang nunggu," terang Ibu empat anak ini.
Bukan hanya dari jasa parut kelapa saja yang diperolehnya, bahkan tempurung kelapa yang sudah tidak ada isinya pun laku dijual dengan harga Rp1.100 per kilogramnya, untuk dijadikan arang. "Kadang lima hari, kadang seminggu sekali batok kelapa diambil pengusaha arang dari Pringkuku," imbuhnya.
Hitung saja semisal dalam sehari dia memarut 100 kelapa, maka dia sudah mendapatkan Rp100.000 dengan kerja tidak lebih dari 200 menit atau sekitar tiga jam. Belum untung dari penjualan kelapa dan batok. Lumayan kan?
Melihat situasi sekarang bisnis sederhana ini masih akan memiliki potensi pasar yang cukup besar. Orang akan terus memasak, usaha kue semakin banyak, penjual es dawet pasti tidak akan mati. Pertanyaanya, tinggal mau atau tidak. Seperti orang jawa bilang ‘gelem obah mesti mamah’ yang bermakna selama mau bekerja, penghasilan itu pasti akan datang.
