Halopacitan, Pacitan—Di beberapa sudut tampak anak-anak itu berlarian ke sana kemari. Terlihat cantik dan ganteng anak-anak ini dengan berbagai jenis pakaian meski jelas beberapa di antaranya masih terlihat ngantuk. Ada yang tertawa, berteriak-teriak tetapi juga ada yang menangis. Namanya juga anak-anak.
Para orang tua yang ikut kumpul bocah itu tampak terlihat sibuk untuk membuat anak-anak itu lebih tertib. Satu hal yang mereka jaga, jangan sampai sudah dandan cantik-cantik sejak subuh, menjadi rusak sebelum tampil ke panggung yang disediakan di tempat tersebut.
Panggung besar yang ditempatkan di halaman pendopo memang disediakan untuk ratusan bocah yang datang dari seluruh penjuru Pacitan tersebut. Mereka boleh menampilkan apa saja. Menari, bernyanyi, deklamasi, atau yang lain. Kalau ada beberapa anak saat di panggung tiba-tiba menangis atau mogok tidak mau tampil.
Guru atau orang tua anak yang mogok itupun harus bekerja keras membujuk sang anak dengan berbagai iming-iming agar mereka mau tampil. Tetap saja nangis dan tidak mau. Beberapa anak luluh mau tampil juga tetapi didampingi ibunya. Jadilah sang ibu ikut tampil di panggung demi sang anak. Ya tidak apa-apa. Namanya juga anak-anak.
Acara yang dikemas dalam Gebyar PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini] ini digelar untuk mengajak anak-anak bergembira memperingati Hari Anak Nasional 2018. Acara ini diikuti 1.200 peserta didik dan 1.000 tenaga pendidik dari lembaga PAUD di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan.
"Sejak subuh sudah persiapan. Anak biasanya bangunnya jam setengah enam, ini juga tumben sejak subuh sudah bangun, mungkin saking senangnya mau tampil," kata Suyanti salah satu orang tua anak asal Tulakan.
Karena banyaknya anak yang mau tampil, membuat antrean memang menjadi cukup panjang. Hal ini memunculkan berbagai problem bagi anak. "Anak-anak sudah capek duluan karena menunggu giliran tampil lama, cuaca pun juga panas, sudah saya bujuk lagi untuk tampil tapi tetap tidak mau," kata Ningsih orang tua murid lainnya. Bukan itu saja, karena antre lama banyak dandanan anak yang sudah rusak duluan.
Para guru pun ikut bergembira. Salah satunya Nanik Nur Hidayati yang membuat kreasi baju unik ini (Sumber: Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya)
Gebyar PAUD juga diisi dengan bazar Persatuan Kelompok Guru (PKG) PAUD dari masing-masing gugus Kecamatan yang ada di Pacitan, sehingga menjadikan suasana semakin meriah,
Nanik Nur Hidayati, salah satu guru dari gugus Kecamatan Pringkuku mengaku menghabiskan biaya sekitar Rp500.000 untuk membuat kreasi baju burung Garuda. Butuh waktu tiga hari untuk membuatnya "Dan ini tadi dandan dari jam setengah delapan dan kurang lebih sejam dandannya sendiri," ujarnya sambil tertawa. Ya namanya anak-anak. Eh maaf, maksudnya memang harus begitu menjadi gurunya anak-anak. Terimakasih Bu Guru, sudah membuat anak-anak gembira. (Sigit Dedy Wijaya)