Halo Berita

“Suluk Wayang Beber”, Buah Kegelisahan Remaja Pacitan

  •  PACITAN-Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) bekerja sama dengan Dewan Kesenian Pacitan mengadakan acara Bedah Buku Kumpulan Cerpen “Suluk Wayan
Halo Berita
Dias Lusiamala

Dias Lusiamala

Author

PACITAN-Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) bekerja sama dengan Dewan Kesenian Pacitan mengadakan acara Bedah Buku Kumpulan Cerpen “Suluk Wayang Beber” di Gedung Karya Dharma Pacitan pada (17/02/2022) lalu.

Buku ini ditulis oleh Pandan Arundhati, siswi kelas 11 (sebelas) SMAN 1 Pacitan. Remaja ini mengatakan cerpen ini berawal dari kegelisahannya mengapa generasi sekarang ini kurang mengenal adanya wayang beber. 

“Suluk Wayang Beber mempunyai ciri khas tersendiri daripada suluk di wayang lain. Karena ‘suluk’ menjadi sebuah icon dari wayang, dimana itu membedakan dengan pertunjukan lainnya. Maka dari itu saya mengambil judul ini dengan harapan bahwa cerpen tersebut bisa mengingatkan wayang beber agar eksistensinya tetap terjaga di era sekarang,” terang Pandan.

Pandan juga berbagai cara untuk mendapatkan ide atau inspirasi saat menulis bisa dilakukan dengan 3M yaitu melihat, mendengar dan mengingat. Melihat peristiwa sehari-hari, melihat bacaan di buku, mendengarkan berita di youtube, televisi, kemudian mengingat pengalamanan yang pernah dialami yang bisa memabangun imajinasi dalam proses penulisan.

Pandan Arundhati (tengah)/Dias Lusiamala

Sugeng Widodo selaku Plt Kepala Disperpusip dalam acara bedah buku menyampaikan buku karya ananda Pandan Arundhati sebagai karya yang luar biasa.

Sementara lain, Prof. Dr. Tengsoe Tjahyono selaku seniman nasional mengatakan tugas literasi bukan hanya sekadar menulis dan menghasilkan tulisan, tetapi membangun budaya membaca kemudian melahirkan pembaca yang baik.

“Sastra itu ibarat cermin dan jendela. Mengapa ibarat cermin? Karena dengan membaca Suluk Wayang Beber, kita dapat melihat diri kita seperti apa. Apakah kita tergolong mencintai wayang beber atau tidak peduli maupun acuh tak acuh. Kita bandingkan dengan tokoh-tokoh yang ada di situ. Itulah cermin. Mencerminkan kita seperti apa.