Pangkalan susu segar yang menerima setoran dari peternak di Gemahrejo Pacitan
Halo Berita

Susu Segar Gemahrejo Kian Mensejahterakan

  • Potensi peternakan terutama sapi perah di Desa Gemaharjo Kecamatan Tegalombo cukup besar dan masih cukup berpeluang untuk dikembangkan untuk mendatangkan nilai ekonomi yang lebih tinggi.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Tegalombo—Wilayah pegunungan yang subur dan kecukupan air membuat peternakan sapi di wilayah Gemahrejo memiliki peluang tinggi. Bahkan sektor ini menjadi salah satu andalan yang juga turut mengantarkan Gemaharjo menjadi juara Lomba Desa tahun 2018 kemarin.

Selama ini susu hasil perahan di Gemaharjo masih rutin disetor ke pangkalan yang terletak di Dusun Clumpring yang kemudian disetor ke salah satu produsen susu besar di Indonesia yang membuka pabrik di kota Pasuruhan.

Penampungan susu di Gemaharjo sendiri menurut keterangan Wijanarko, warga Dusun Kaligondang Gemaharjo yang menjadi karyawan sejak tahun 2015 pengiriman susu rutin dilakukan dua hari sekali menggunakan mobil tangki. "Sekali kirim rata-rata 2.400 liter yang dikumpulkan dari 85 peternak di daerah sekitar sini," jelasnya kepada Halopacitan Selasa 2 April 2019.

Menurut Prapto salah seorang peternak di Gemaharjo, setiap hari ia satu ekor sapi yang ia pelihara mampu memproduksi susu rata-rata 15 liter. Dalam satu bulan pemilik dua ekor sapi perah ini mengaku memperoleh uang sekitar Rp3,6 juta . "Yang sudah produksi baru satu, yang satunya masih kering," katanya.

Prapto yang memelihara sapi perah sejak tahun 2015 itu mengaku keuntungan memelihara sapi perah memang lebih tinggi daripada sapi potong. Ia mengatakan cuaca di daerah Gemaharjo, Ploso Tahunan dan Tahunan Baru cukup cocok memelihara sapi perah.

"Dulu sapi biasa, susah besarnya. Apalagi jika hanya dengan pakan rumput. Tetapi saat ganti sapi perah, pakannya lebih banyak rumput, kualitas susu malah sangat baik", jelasnya lagi.

Baik Prapto maupun beberapa peternak lain yang ditemui Halopacitan mengakui bahwa hampir seluruh produksi disetor ke penampungan. Sangat jarang ada warga yang membeli ke peternak langsung baik untuk dikonsumsi sendiri maupun diolah untuk dijual lagi.

"Tidak ada, kalaupun ada paling tetangga beli 1 atau 2 liter untuk dikonsumsi atau untuk oleh-oleh. Kalau pedagang susu segar sepertinya belum ada," kata Prapto.