JAKARTA- Baru-baru ini Hvaldimir, seekor paus beluga putih yang diduga dimanfaatkan sebagai mata-mata Rusia, ditemukan mati pekan lalu. Lantas hewan apa lagi yang pernah digunakan sebagai mata-mata sebelumnya?
Hvaldimir adalah paus putih dengan panjang 4,2 meter dan berat 1.225 kg. Hewan ini pertama kali terlihat pada tahun 2019 oleh nelayan di dekat pulau Ingoya di Norwegia utara. Ia diyakini berusia 14 atau 15 tahun saat mati, yang berarti kurang dari setengah umur rata-rata paus beluga, yaitu sekitar 30 tahun. Nama Hvladimir yang diberikan merupakan gabungan dari kata ‘Hvla’ yang berarti paus dalam bahasa Norwegia dan nama depan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Banyak binatang yang dilatih untuk menjadi mata-mata. Sebelum munculnya alat penyadap canggih dan kamera mata-mata mini, kebutuhan untuk memindahkan informasi rahasia melalui jarak jauh merupakan suatu tantangan.
Mari kita lihat sejumlah binatang yang pernah digunakan untuk misi mata-mata sebagaimana dikutip dari Aljazeera Senin 9 September 2024.
Selama Perang Dingin, angkatan laut Soviet melaksanakan berbagai program yang melibatkan mamalia laut. Salah satunya melibatkan pelatihan lumba-lumba di sekitar Sevastopol. Angkatan Laut AS juga diketahui menggunakan lumba-lumba di bawah Program Mamalia Laut atau Marine Mammal Program (MMP). Program ini telah menggunakan hewan tersebut untuk pengawasan bawah air dan pengumpulan intelijen.
Pada tahun 1960-an, CIA juga meluncurkan Proyek OXYGAS. Sebuah proyek untuk melatih lumba-lumba untuk memasang alat peledak pada kapal musuh. Dua ekor lumba-lumba hidung botol liar yang ditangkap digunakan untuk program tersebut.
Pada tahun 2019, sebuah laporan badan yang dideklasifikasi dari program tersebut mengatakan bahwa OXYGAS dianggap lebih dari sekadar dapat dibenarkan. Asalkan kelayakannya dapat dibuktikan untuk mengirimkan paket senjata simulasi melalui jarak laut terbuka ke baling-baling kapal PT [torpedo patroli] yang ditambatkan.
Menurut laporan intelijen Inggris tahun 2023 lalu, Rusia juga menciptakan program mamalia untuk melatih lumba-lumba guna mendeteksi dan melawan penyelam musuh di pangkalan angkatan laut armada Laut Hitam Sevastopol di Krimea. Pada saat itu, citra satelit dari militer Inggris menunjukkan peningkatan substansial dalam jumlah kandang mamalia terapung di pelabuhan Sevastopol dari April hingga Juni 2023.
Lumba-lumba dikenal sebagai salah satu hewan terpintar di dunia. Namun kucing juga dianggap pintar. Pada tahun 1960-an, CIA mengembangkan proyek lain yang disebut Operasi Acoustic Kitty. Tujuannya adalah memasang mikrofon di telinga kucing untuk merekam percakapan yang terjadi di sekitar mereka secara diam-diam. Sebagai misal di dekat diplomat dan agen Soviet.
Pemikirannya jelas. Kucing merupakan hewan peliharaan rumah tangga pada umumnya hingga tidak akan curiga di tempat umum maupun di tempat tertutup.
Meskipun teknologinya berhasil, kucing tidak mudah dikendalikan. Selama pengujian lapangan, mereka tidak dapat dikendalikan dan diinstruksikan untuk pergi ke lokasi tertentu. Sehingga kucing mata-mata pergi ke mana pun mereka ingin pergi. Program ini akhirnya dibatalkan pada tahun 1967. Biayanya diperkirakan mencapai US$20 juta.
Eksperimen CIA tidak terbatas pada kucing. Praktik umum dalam mata-mata adalah praktik dead drop. Di mana seorang agen meninggalkan pesan atau dokumen di tempat yang telah ditentukan agar diambil oleh orang lain.
Selama Perang Dingin, Kantor Layanan Teknis CIA mengusulkan penggunaan bangkai tikus untuk menyembunyikan pesan rahasia agar dapat diambil oleh petugas. Bangkai tikus yang sudah mati akan diolah dengan bahan pengawet. Dan bagian dalam dilubangi untuk menyembunyikan catatan, foto rahasia, atau film. Idenya kebanyakan manusia akan menganggap bangkai tikus sangat menjijikkan sehingga mereka tidak akan mendekatinya.
Namun, pengujian lapangan menunjukkan tantangan yang tidak terpikirkan oleh badan tersebut. Bangkai tikus mungkin membuat manusia jijik. Tetapi ini membuat kucing menjilati bibir mereka. Kucing akan mengambil bangkai tikus mati sebelum agen yang dimaksud dapat mengambilnya.
Jadi CIA mencoba merendam bangkai tikus yang diawetkan dalam saus pedas dan cabai rawit, Ini agar tidak terlalu disukai kucing. Strategi ini menghasilkan hasil yang beragam. Mereka akhirnya memutuskan untuk menggunakan minyak apsintus yang berfungsi sebagai pencegah yang efektif.
Meski lumba-luma kucing dan tikus mati mungkin memiliki kelebihan, pemenangnya adalah Merpati. Merpati pos telah digunakan untuk mengirim pesan dan catatan selama berabad-abad. Termasuk selama perang. Selama Perang Dunia I, militer Jerman menggunakan merpati yang dilengkapi dengan kamera yang dirancang khusus untuk pengawasan.
Salah satu program mata-mata yang sangat sukses yang dijalankan oleh intelijen Inggris selama Perang Dunia II adalah skema pengiriman pesan lewat merpati. Sebuah misi yang dikenal sebagai Operasi Columba. Merpati pos mengumpulkan informasi intelijen tentang aktivitas militer Jerman dan posisi militer yang sensitif.
Pesan-pesan kecil yang ditulis di atas kertas beras dimasukkan ke dalam tabung dan diikatkan ke kaki burung. Banyak dari pesan-pesan rahasia ini mencakup pergerakan pasukan Nazi, laporan tentang senjata-senjata Nazi yang baru, dan rencana serangan roket.
Menurut Gordon Corera, penulis Operation Columba: The Secret Pigeon Service, intelijen Inggris menerbangkan 16.000 merpati pos di atas wilayah Eropa yang diduduki Nazi. Misi berlangsung dari Bordeaux, Prancis hingga Kopenhagen, Denmark, antara tahun 1941 hingga 1944.
Mereka menyampaikan sekitar 1.000 pesan kembali ke London. Mereka menggunakan kekuatan super mereka yakni kemampuan yang hampir surealis untuk menemukan jalan pulang.
Burung, secara umum, juga telah menginspirasi teknologi mata-mata. Pada bulan Agustus, China meluncurkan pesawat mata-mata militer yang disamarkan sebagai burung.
Namun merpati juga menjadi korban dari keberhasilannya sendiri sebagai mata-mata. Binatang ini kerap mendapat tuduhan semena-mena.
Pada bulan Mei 2020, penduduk desa di Kashmir yang dikelola India menangkap burung yang mereka duga sebagai merpati mata-mata dari Pakistan. Burung yang ditangkap itu ditemukan dengan cincin yang memuat serangkaian nomor. Penduduk desa menyerahkan merpati itu kepada polisi. Namun akhirnya, mereka menyimpulkan bahwa merpati itu bukan mata-mata dan melepaskannya.
Pada bulan Mei 2023, seekor merpati yang ditemukan di Mumbai ditahan selama delapan bulan karena dicurigai sebagai mata-mata China . Merpati mata-mata yang diduga itu ditemukan dengan cincin yang diikatkan di kakinya dan tulisan Tiongkok di bagian bawah sayapnya. Pihak berwenang akhirnya menyimpulkan bahwa itu adalah burung balap Taiwan dan melepaskannya pada bulan Februari.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 10 Sep 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 12 Sep 2024