Titik ambles di Desa Pongok
Halo Berita

Tanah Terus Bergerak, 2 Dusun di Desa Pongok Ambles Hingga 20 Meter

  • Tanah di Dusun Siwalan dan Sumber, Desa Pongok, Kecamatan Pacitan ambles setelah bencana November 2018 lalu. Bahkan di beberapa titik tanah turun hingga 20 meter

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Pacitan--Suliyadi, Sekretaris Desa Pongok,mengatakan tanah yang ambles itu antara 5 sampai 20 meter,dan diperkirakan luasnya sekitar 30 hektare.  "Dua dusun ambles pasca bencana November lalu, tetapi sebelah Utara yang perbatasan sama Desa Bolosingo itu longsor,” katanya kepada Halopacitan, Selasa (16/01/2018).

Saat ini tanah di wilayah tersebut juga masih sangat labil dengan terus bergerak baik ke samping maupun ke bawah. Setiap hujan deras warga Dusun Sumber mengungsi ke Balai Desa Ponggok. Sementara jika hujannya ringan mereka mengungsi ke warga sekitar yang berada di titik aman.

“Sampai saat ini kondisi tanah setiap hari masih bergerak. Itu saya amati dari retakan batuan besar yang awalnya sekitar 5 meter kalau sekarang 25 meter lebih,” tambahnya.

Suliyadi juga mengatakan pada masa lalu ada peneliti dari Badan Geologi untuk meneliti struktur tanah di Desa Ponggok dan daerah lain di Pacitan. Mengutip Badan Geologi, Suliyadi mengatakan ada lempengan dari arah laut Pacitan,yang jalurnya melewati Desa Sedeng sampai Desa Ponggok.

“Bahkan ada orang yang percaya di bawah tanah yang ambles ini sebenarnya ada kedung (telaga),dan juga ada jalan menuju ke arah selatan atau ke arah laut" imbuhnya saat ditemui halopacitan, Selasa (16/1/2018).

Muhammad Hariyanto, Kepala Desa Ponggok,juga membenarkan kalau setiap hari tanah masih bergerak,dan warga di Dusun Sumber Desa Ponggok masih terancam longsor bahkan juga tanah ambles. Dari Pemerintah setempat dan juga dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga sudah memberikan imbauan kepada warga untuk mengungsi ke titik aman jika turun hujan.

Wantoyib (30), seorang juga mengatakan hal yang sama, "Setiap hari tanah masih juga bergerak, bahkan retakan batu besar juga semakin lebar, kalau November lalu masih sempit sekarang makin lebar, sekitar 30 meter. Setiap hari pun juga masih terdengar suara reruntuhan batu, kadang malam hari kadang juga pagi hari".( Sigit Dedy Wijaya)