Luapan air akibat jebolnya tanggul di Desa Sedayu
Halo Berita

Tanggul Jebol di Desa Sedayu Belum Teratasi, Gagal Panen di Depan Mata

  • Tanggul anak sungai Grindulu di Desa Sedayu, Kecamatan Arjosari yang jebol akibat banjir 11 Februari 2018 lalu sampai saat ini belum tertangani. Akibatnya hingga lima hektare lahan sawah di wilayah tersebut rusak berat dan terancam gagal panen.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Arjosari— Tanggul jebol di perbatasan Dusun Kedungwaru dan Dusun Gawang Desa Sedayu. Akibatnya air yang berasal dari sungai terbesar di Pacitan tersebut meluap mengenangi area pertanian.

Joko Hariyadi, Kepala Desa Sedayu mengatakan sampai saat ini belum ada perbaikan yang dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo sebagai pihak yang membawahi sungai tersebut.

"Setelah banjir tanggal 11 Februari staf dari BBWS Bengawan solo dan juga staf dari PT Brantas Abipraya  sudah meninjau lokasi tanggul yang jebol di perbatasan Dusun Kedungwaru dan Dusun Gawang Desa Sedayu.  BBWS Bengawan Solo sudah menginstruksikan kepada PT Brantas Abipraya, untuk segera memperbaiki tanggul tersebut,” katanya saat ditemui Halopacitan di kantornya kepada Kamis (15/02/2018).

Joko Hariyadi, Kepala Desa Sedayu. (Sumber: Halopacitan/Sigit Dedy Wijaya) 

Terkait belum dikerjakannya perbaikan dia mengaku tidak tahu penyebabnya. Dia menambahkan warga yang memiliki tanah pertanian yang akan dilewati untuk akses jalan alat berat dan juga material pembangunan tanggul sudah didata untuk mendapatkan ganti rugi dari PT Brantas Abipraya. Namun sampai saat ini belum juga terealisasikan.''

"Pertanian di Desa kami sebenarnya produktif, karena setiap tahunnya bisa tiga kali panen. Akibat banjir dari aliran sungai anak Grindulu tanggal 11 Februari kemarin, sekitar empat sampai lima hektare lahan persawahan rusak, untuk kerugian total kami belum bisa memastikan kisaran angkanya."

Dia menambahkan jika permasalahan tanggul ini tidak segera teratasi besar kemungkinan  petani di Desa Sedayu gagal panen dan hunian warga di Dusun Gawang juga terancam bila terjadi banjir lagi.

"Kalau bencana 28 November lalu, sekitar 50% persen lahan sawah milik petani rusak dan dipastikan gagal panen. Tetapi alhamdulillah, kerusakan itu tertutup dengan ansuransi pertanian."

Dia berharap masalah tersebut segera diselesaikan. "Desa Sedayu mengandalkan sektor pertanian sehingga kami berharap tanggul dibangun kembali," imbuhnya. (Sigit Dedy Wijaya)