Jatim Beri Kontribusi Terbesar Penerimaan Cukai Nasional Tahun 2020
Halo Berita

Tembus 101,09 Trilliun, Jatim Beri Kontribusi Terbesar Penerimaan Cukai Nasional Tahun 2020

  • Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur (Jatim) Dr. Ir. Drajat Irawan SE., SH., MT Jawa Timur berdasarkan data per tahun 2020, kontribusi Jatim te
Halo Berita
SP

SP

Author

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur (Jatim) Dr. Ir. Drajat Irawan SE., SH., MT Jawa Timur berdasarkan data per tahun 2020, kontribusi Jatim terhadap penerimaan cukai negara sebesar 101,09 triliun atau sebesar 59,83 persen dari total penerimaan cukai nasional. Sejak tahun 2008 hingga 2019, rata-rata kontribusi Jatim terhadap penerimaan cukai nasional selalu di atas 50 persen.


“Belum lagi data-data sumbangan devisa dari tembakau dan rokok yang memiliki angka yang juga signifikan,” tuturnya, dalam Diskusi nasional yang diselenggarakan oleh Laboratorium Pengembangan Ekonomi  Pembangunan,  Fakultas  Ekonomi  dan  Bisnis, Universitas Airlangga (LPEP-FEB-Unair), seperti dilansir dari kominfo.jatimprov.go.id , Jumat(10/9/2021).


Pada tahun 2020, jumlah industri rokok di Jatim tercatat total sebanyak 254 industri. Sebanyak 134 dari industri tersebut, sudah mengantongi izin operasional dan mobilitas industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 90.000 orang atau sebesar 56 persen dari pekerja langsung IHT di Indonesia.

Industri HasilTembakau (IHT) menjadi bagian yang sangat strategis di Jatim karena sumbangan terhadap PDB cukup signifikan. Rasio penerimaan cukai hasil tembakau, selalu dikembalikan ke daerah dalam bentuk dana bagi hasil cukai tembakau dan pajak rokok.


“Beberapa program tertentu dilaksanakan di provinsi (Jatim, red) mulai dari peningkatan kualitas bahan baku, pembinaan industri, lingkungan social, hingga sosialisasi bidang cukai,” ungkapnya.


Dana bagi hasil cukai tersebut, menurutnya, selama ini memberikan kebermanfaatan untuk kesejahteraan masyarakat, penegakan hukum dan kesehatan. Di masa pandemi, bidang bidang kesejahteraan dan pelayanan kesehatan menjadi bagian penting untuk pemulihan perekonomian di daerah. 

 

“Termasuk di dalamnya adalah kegiatan yang terkait dengan preventif maupun kuratif serta penurunan dan penanganan pandemi Covid-19,” jelasnya.


Namun, Industri rokok skala kecil di Jatim berdasarkan dari data, dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini di[perparah dengan adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Hal tersebut memunculkan dampak-dampak negatif seperti peningkatan pengangguran dan turunnya kesejahteraan rumah tangga petani tembakau.


Drajat berharap diskusi panel dapat menghasilkan rekomendasi dan strategi bagi kebijakan iHT di tahun-tahun mendatang. Dengan demikian, keberlangsungan pertembakauan di Indonesia bisa terus berjalan.


“Harapannya keberlangsungan pertembakauan di Indonesia bisa terus berjalan sebagai warisan budaya sekaligus mata pencaharian masyarakat,” pungkasnya.