KH Mahmud Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pacitan,
Halo Berita

Tepa Salira Jadi Senjata NU Menangkal Radikalisme di Pacitan

  • Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pacitan, KH Mahmud mengatakan untuk menangkal radikalisme pihaknya melaksanakan sejumlah kegiatan termasuk melatih banser dan ansor untuk mengamankan tempat-tempat penting. Tetapi yang lebih utama adalah upaya menekan agar radikalisme itu tidak muncul.

Halo Berita
AZ

AZ

Author

Halopacitan, Pacitan—KH Mahmud mengatakan Bulan Ramadan digunakan untuk menyampaikan materi pengajian yang menebarkan pesan sikap-sikap toleran. “Ddalam bahasa agamanya sikap tawasun, tasamuk, tawasud dan iktidal kepada masyarakat, bahwa sebenarnya masyarakat Indonesia khususnya Pacitan sejak dulu mempunyai sikap tepa selira atau toleransi, dan sikap yang dimiliki oleh masyarakat ini berdasar pada perintah-perintah agama," katanya Kamis (31/05/2018).

Dengan sikap tepa selira, masyarakat Pacitan diharapkan tidak terprovokasi dan terpengaruh ajaran-ajaran radikalisme.

“Kita harus mengembangkan sikap tepa salira atau toleransi, kekeluargaan antar umat beragama baik internal maupun elsternal,” imbuhnya.

Ketua PCNU Pacitan menerangkan, secara reguler NU mengadakan pendidikan latihan dasar banser, dengan materi kebangsaan dan materi-materi kaitannya dengan Islam rahmatan lil alamin, selain itu NU juga ada pelatihan da'i atau mubaligh.

"Kita gilir di masing-masing mulai tingkat ranting desa, lecamatan bahkan cabang. Setelah itu ada model latihan lanjutan, kemudian ada lagi Susbala yaitu untuk pelatih-pelatih dalam menyampaikan materi pada teman-teman banser lainnya yang masih pada tahap awal,"terangnya

Lebih lanjut Mahmud mengatakan, pemahaman radikalisme itu ketika memaknai jihad fisabilillah sebagai perang.  Padahal sebenarnya jihad adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban dengan sebaik—baiknya.

"Sebagai contoh, seorang muadzin kalau sudah masuk waktunya dia mengumandangkan adzan, muadzin ini juga termasuk jihad fisabilillah, contoh lain orang tua yang mau bekerja banting tulang untuk memberi nafkah keluarga ini juga termasuk jihad fisabilillah, "pungkasnya. (Sigit Dedy Wijaya)