Menindaklajuti Surat Edaran Gubernur Jawa Timur tentang ujicoba pembelajaran tatap muka terbatas pada jenjang SMA, SMK, SLB, Pacitan mengambil peran. Selasa (18/08/2020) menggelar uji coba pelaksanaan KBM tatap muka di 3 sekolah yaitu SMAN Punung, SMA Luar Biasa Punung, serta SMKN Kebonagung.
Ketiga sekolah tersebut akan menjadi pilot project pelaksanaan KBM tatap muka di tengah pandemi COVID-19. Pacitan yang termasuk dalam zona kuning mengambil peran untuk melakukan ujicoba dengan protokol kesehatan yang ketat.
“Alhamdulillah semua sudah sesuai aturan protokol kesehatan dan saya melihat anak anak menyambut ceria”, kata Bupati Pacitan, Indartato saat meninjau pelaksanaan uji coba Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka terbatas di SMAN Punung.
Masa uji coba KBM tatap muka akan berlangsung 18 sampai 29 Agustus. Bupati Indartato meminta semua pihak turut memberikan pengawasan serta arahan agar anak anak patuh menerapkan protokol kesehatan. Hal ini untuk mengantisipasi agar tidak terjadi sumber penularan baru dari klaster sekolah.
Idartato menyampaikan ,“Saat berada di sekolah ada guru yang mengawasi tapi di rumah butuh perhatian lebih dari orang tua maupun lingkungan”, ujar Bupati Pacitan.
Protokol kesehatan ketat mewarnai ujicoba KBM tatap muka terbatas di SMA Negeri Punung. Siswa datang ke sekolah akan melalui tahap scrining kesehatan. Mulai pemeriksaan suhu tubuh , cuci tangan serta wajib memakai masker. Untuk mematuhi syarat physical distancing bagi sekolah diwilayah zona kuning proses belajar mengajar hanya menampung 50 persen dari jumlah siswa per kelas.
“Kita memakai sistem jadwal masuk ganjil genap sesuai absensi siswa dengan durasi pembelajaran 4 jam per hari, ” ungkap Kepala Sekolah SMAN Punung Dwi Agus Setiawan.
“Dengan sistem ganjil genap separuh siswa akan belajar tatap muka sedangkan separuh lain mengikuti pembelajaran dari rumah [Daring]. Demikian berlanjut secara bergantian. Sekolah juga tidak memberlakukan jam istirahat sehingga selesai pembelajaran anak anak langsung pulang”, pungkasnya.