8 Mei diperingati sebagai Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia. Hari tersebut diperingati sebagai bentuk dukungan dan solidaritas terhadap Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (International Red Cross and Red Crescent Movement).
Adapun Hari Palang Merah Sedunia tahun ini mengambil tema “Together we are #unstoppable!” (Bersama-sama Kita #Tak Terbendung!)
“Pada Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia ini, kami merayakan perjalanan panjang kami dan menegaskan kembali komitmen kami untuk misi kemanusiaan kami. “Together we are #unstoppable!” (Bersama-sama Kita #Tak Terbendung!), bunyi pesan International Committee of the Red Cross (ICRC) di Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, seperti dikutip dari laman icrc.org.
International Committee of the Red Cross (ICRC) adalah adalah organisasi independen dan netral yang memastikan perlindungan kemanusiaan dan bantuan bagi korban konflik bersenjata dan situasi kekerasan lainnya. Organisasi ini mengambil tindakan dalam menanggapi keadaan darurat dan pada saat yang sama mempromosikan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional dan implementasinya dalam hukum nasional.
“Pada Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia ini, kami memberikan penghormatan kepada jutaan sukarelawan, anggota, dan staf yang bekerja setiap hari untuk mencegah dan meringankan penderitaan manusia di seluruh dunia. Mereka bekerja di garis depan setiap krisis, seringkali dalam keadaan sulit dan berisiko terhadap keselamatan mereka sendiri. Mereka layak mendapatkan rasa terima kasih kami yang dalam” kata ICRC.
Kegiatan ICRC didasarkan pada Konvensi Jenewa 1949, sedangkan Protokol Tambahan mereka, adalah Statuta dan dari Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta resolusi Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
ICRC memiliki 7 prinsip dasar dalam kerangka kerjanya, yaitu kemanusiaan, ketidakberpihakan, netralitas, kemandirian, pelayanan sukarela, persatuan dan universalitas. ketujuh Prinsip Dasar ini memberikan kerangka kerja etis, operasional dan kelembagaan untuk pekerjaan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Prinsip tersebut adalah inti dari pendekatannya untuk membantu orang yang membutuhkan selama konflik bersenjata, bencana alam, dan keadaan darurat lainnya. Prinsip-prinsip ini menyatukan komponen-komponen Gerakan dari ICRC, the National Societies and the International Federation, dan merupakan kunci dari identitasnya yang berbeda. Kepatuhan pada prinsip-prinsip ini memastikan sifat kemanusiaan dari kerja Gerakan dan membawa konsistensi pada berbagai kegiatan yang dilakukannya di seluruh dunia.
Sebagai informasi, tanggal 8 Mei dipilih bertepatan dengan hari lahirnya bapak Palang Merah Dunia, yakni Jean Henry Dunant, seorang pengusaha berkebangsaan Swiss.
Gerakan itu sendiri berawal dari keprihatinan Henry Dunant, ketika melakukan perjalanan untuk urusan bisnis tahun 1859, dia menyaksikan akibat-akibat dari Pertempuran Solferino, sebuah lokasi yang sekarang ini merupakan bagian Italia.
Kenangan dan pengalamannya itu dia tuliskan dalam sebuah buku dengan judul A Memory of Solferino (Kenangan Solferino), yang menginspirasi pembentukan International Committee of the Red Cross (ICRC) pada tahun 1863 untuk tujuan memberikan perawatan kepada yang terluka di masa perang tanpa perbedaan apapun.
Konvensi Jenewa 1864 didasarkan pada gagasan-gagasan Dunant. Pada tahun 1901, Dunant menerima Hadiah Nobel Perdamaian pertama yang pernah dianugerahkan, yaitu atas perannya dalam mendirikan Gerakan Palang Merah Internasional dan mengawali proses terbentuknya Konvensi Jenewa.