Universitas Gadjah Mada berencana membuka kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas pada pembukaan tahun ajaran baru, Agustus mendatang. Untuk mendukung program vaksinasi nasional demi pengendalian pandemi COVID-19 dan persiapan PTM terbatas, UGM gencar melakukan vaksinasi. Setelah pekan lalu melaksanakan vaksinasi untuk lansia, pada Sabtu lalu (27/3/2021) sebanyak 2.700 pegawai nonlansia di lingkungan UGM mengikuti vaksinasi COVID-19 di Graha Sabha Pramana UGM. Pada vaksinasi untuk kategori nonlansia ini dilakukan sejak pukul 07.30 WIB pagi hingga pukul empat sore.
Rencananya, UGM akan melakukan vaksinasi untuk 7.321 pegawai yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan yang belum mendapat vaksinasi. Vaksinasi akan dilakukan selama tiga hari yakni 27-28 Maret dan 1 April mendatang.
Ketua Satgas COVID-19 UGM, dr. Rustamadji, M.Kes, mengatakan vaksinasi kali ini diperuntukan bagi pegawai UGM kategori nonlansia. Pekan lalu UGM sudah melakukan vaksinasi bagi pegawai dan pensiunan dari kalangan lansia. “Tapi hari ini juga ada beberapa peserta lansia yang ikut karena vaksinasi lansia pekan kemarin tidak ikut,” katanya, seperti dilansir dari ugm.ac.id.Sabtu (27/3/2021)
Menurutnya, dengan program vaksinasi diharapkan pengendalian pandemi COVID-19 di Indonesia bisa tertangani dengan baik. Dengan ikut serta vaksinasi ini kegiatan pembelajaran secara tatap muka pada pertengahan tahun di kampus bisa mulai dilaksanakan. “Semoga bisa terlaksana dengan baik,” ungkapnya.
Sejauh pelaksanaan vaksin hari ini, kata Rustamadji, tidak ditemukan peserta yang mengalami gejala berat. Menurutnya, gejala akan muncul setelah 7 hari pascavaksinasi. Dari vaksinasi pegawai kategori lansia pada pekan lalu ditemukan ada 6 peserta lansia yang melaporkan mengalami gejala ringan seperti nyeri di lengan, demam ringan, menggigil, sakit kepala atau merasa lelah. “Semuanya gejala ringan dan tergolong aman,”katanya.
Rustamadji menuturkan kegiatan vaksinasi di UGM ini bisa terlaksana berkat dukungan dari Dinas Kesehatan DIY dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dalam penyediaan dosis vaksin bagi pegawai di lingkungan UGM. “Dosis yang diberikan sesuai jumlah. Kita sampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kepala Dinas Kesehatan DIY, dan Dinas Kesehatan Sleman,” katanya
Seperti diketahui, UGM pada pembukaan tahun ajaran baru Agustus mendatang berencana membuka kegiatan pembelajaran tatap muka secara terbatas.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso M. Agr., mengatakan pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara tatap muka akan mempertimbangkan kondisi jumlah kasus COVID-19 pasca hari raya besar lebaran.
Apabila sebaran jumlah kasus COVID-19 di Indonesia kondusif atau bisa tertangani dengan baik maka akan dilaksanakan di bulan Agustus. Namun, jika jumlah kasus positif COVID-19 meningkat maka pelaksanaan kegiatan kuliah tatap muka akan diundur pada bulan Oktober atau November. “Kita siapkan dua skenario,“ kata Djagal, Kamis (25/3/2021).
Bagi mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan belajar secara tatap muka ini pihak UGM meminta mahasiswa membawa surat persetujuan dari orang tua atau wali si mahasiswa.
Untuk tahap awal ini, mahasiswa yang diperbolehkan ikut kuliah tatap muka diprioritaskan bagi yang berdomisili di sekitar DIY dan Jawa Tengah. “Untuk kuliah luring ini kita lakukan bertahap dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan,” paparnya.
Disamping menyertakan surat persetujuan orang tua, mahasiswa yang ikut kuliah luring secara periodik akan diminta periksa kesehatan bebas COVID-19 dengan alat deteksi Genose. “Secara periodik kita lakukan pemeriksaan dengan Genose,” katanya.
Sebelum pelaksanaan kuliah tatap muka secara terbatas dimulai, kata Djagal, UGM menargetkan seluruh dosen dan tenaga kependidikan UGM sudah disuntik vaksin semua.