11 Sapi Mati, Probolinggo Tutup Lalu Lintas Pengiriman Ternak

Amirudin Zuhri - Kamis, 02 Juni 2022 11:05 WIB
Sekelompok sapi di sebuah peternakan. Sapi dari Pulau Jawa tak boleh masuk Pulau Mamdura

PROBOLINGGO- Probolinggo kini menutup diri atau Lockdown dari lalu lintas pengiriman ternak sapi dari dan keluar wilayah tersebut.

Lockdown ini diterapkan dengan adanya kasus penyakit mulut dan kaki (PMK) yang membuat 11 ekor sapi mati.

Kali ini Koperasi Unit Desa (KUD) Argopuro, Probolinggo, Jawa Timur, memberlakukan penguncian wilayah (lockdown) setelah ratusan ekor sapi perahnya terkena PMK.

"Lockdown itu sebagai bentuk antisipasi untuk mencegah penyebaran wabah PMK, yakni mulai dari kunjungan antar-peternak hingga petugas," kata Pengurus Bidang Usaha KUD Argopuro Suloso di Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, dilansir dari laman ANTARA Rabu (1/6/2022).

Jumlah sapi perah mitra KUD Argopuro di Kecamatan Krucil yang terpapar wabah PMK sudah mencapai 229 ekor dari total populasi 7.375 ekor dan dari jumlah yang terpapar tersebut tercatat 11 ekor di antaranya mati.

"Untuk mencegah penyebaran PMK, kami memberlakukan lockdown. Hal itu bentuk antisipasi semakin meluasnya penyebaran wabah penyakit yang mudah menular tersebut," tuturnya.

Lockdown yang dilakukan KUD Argopuro sudah mendapatkan persetujuan dari instansi yang menangani peternakan, sehingga diharapkan dapat mencegah semakin banyaknya ternak yang terkena PMK.

"Kebijakan lockdown itu dilakukan dengan tidak melayani IB (Inseminasi Buatan) selama satu siklus, yaitu selama 21 hari karena pusat penularan itu bisa terjadi dari petugas saat melayani di kandang yang satu dengan kandang yang lain," katanya.

Suloso menjelaskan kebijakan penguncian wilayah itu merupakan salah satu upaya untuk memutus rantai penyebaran virus, sehingga harapannya bisa memutus virus supaya tidak tersebar.

"Artinya, kita tidak melakukan aktivitas di sana selama lockdown, petugas membantu pencegahan dengan penyemprotan dan pemberian mineral multivitamin," ujarnya.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto mengatakan KUD Argopuro di tengah dampak PMK telah melaksanakan langkah-langkah pencegahan.

"Seperti disinfektan kandang, pengawasan kesehatan ketat terhadap sapi mitra binaan dan anggota, isolasi terhadap ternak-ternak sapi, penghentian Inseminasi Buatan, bahkan dilakukan lockdown terhadap aktivitas lalu lintas sapi," katanya. ***

Tulisan ini telah tayang di halojatim.com oleh ifta pada 01 Jun 2022

Editor: Amirudin Zuhri
Bagikan

RELATED NEWS